Minggu, 23 Oktober 2011

terlihat pintar didepan atasan..emang salah ya...?????



Dunia kerja memng penuh dengan persaingan, bahkan ada yang bilang kalau tidak ada namanya kawan. banyak cara yang di lakukan untuk memenang kan persaingan di tempat kerja, dari mulai cara yang bersih sampai cara yang kotor sekalipun. tapi sebenar nya salah ga sih..kalau kita menunjukan atau memamerkan kemampuan kita di depan atasan..?
dalam ilmu management ada yang nama nya "impression management", ini adalah sebuah teknik agar atasan melihat kemampuan kita yang imbas nya bisa jadi positif untuk anda , misalnya anda akan di promosikan naik jabatan atau minimal anda akan mempunyai nilai plus di depan atasan, dan ini sah-sah saja di lakukan selama dalam proses impression management anda tidak menjatuhkan atau menjelek-jelekan rekan kerja anda di depan atasan,karena jika anda melakukan itu maka atasan akan menganggap anda hanya cari muka saja.

impression management bisa di bilang teknik mempresentasikan diri agar kita dilihat oleh atasan. ada beberapa tujuan kenapa orang mempresentasikan dirinya

1. Intimidasi

bertujuan untuk menimbulkan rasa takut pada orang tertentu dengan cara mengesankan diri sebagai orang yang berbahaya.

2. Mengambil Hati (Ingratiation)

bertujuan untuk mempengaruhi orang tertentu agar tertarik kepada kualitas personal yang kita miliki sehinggga kita disukai.

3. Self Promotion

bertujuan untuk dinilai kompeten dalam kualitas-kualitas yang kita miliki misalnya dalam hal kecerdasan (general qualities) atau bernyanyi (specific skills).

4. Pemberian Contoh (Exemplification)

bertujuan untuk dapat dipersepsi sebagai orang yang punya integritas dan bermoral tinggi yang seringkali pada akhirnya menimbulkan rasa bersalah pada orang yang diberi contoh.

5. Memohon belas kasihan (Supplication)

Kita menampilkan kelemahan dan ketergantungan pada orang lain sehingga mendapat simpati.

Dari kelima tujuan/strategi di atas, yang paling sering terjadi adalah untuk tujuan pertama, yaitu mengambil hati. Seseorang dapat mencapai tujuan ini lewat berbagai cara. Salah satu diantaranya adalah dengan menyesuaikan pendapat dan tingkah laku kita dengan orang yang bersangkutan. Kita cenderung akan menyukai orang yang beliefs, sikap, dan tingkah lakunya serupa dengan kita.

impression management juga kadang - kadang menimbulkan effect negatif yaitu biasanya rekan kerja kita yang sirik atau dengki akan mengucilkan kita dan biasa nya kita akan di sebut cari muka. trus apa yang harus kita lakukan...??

Anda baru bekerja di perusahaan tersebut selama 2 bulan, kemudian Anda diminta untuk membuat presentasi tentang angka penjualan perusahaan selama 1 bulan terakhir. Anda kemudian menuai pujian karena presentasi yang mengesankan. Bahkan atasan Anda pun memuji Anda dengan rasa puas.

Ternyata ada dampak buruk dari kesuksesan presentasi Anda. Rekan kerja Anda yang kebetulan lebih lama bekerja di tempat itu tidak terlalu suka dengan kesuksesan yang Anda raih. Akhirnya Anda dikucilkan, bahkan banyak yang sudah mengantri untuk menjatuhkan karir Anda.

Kejadian seperti ini mungkin pernah terjadi pada beberapa dari Anda. Anda merasa tidak melakukan kesalahan, Anda hanya melakukan yang terbaik, tapi ternyata malah dibenci. Ya, dalam dunia kerja, drama sinteron terkadang sering terjadi. Konflik yang dimulai dari rasa iri dan dengki memang sudah menjadi bumbu dalam persaingan kerja saat ini. Apalagi kalau kesuksesan tersebut membuat Anda naik jabatan lebih cepat.

Sekarang, bagaimana supaya kejadian ini tidak terjadi pada Anda? Berikut ini mungkin bisa membantu Anda berkreasi lebih tanpa khawatir dimusuhi oleh rekan kerja.

1.Kepala Boleh Tegak, Tapi Dada Jangan Membusung
Apa makna dari pernyataan ini? Ya, Anda boleh merasa bangga terhadap hasil kerja Anda. Anda sudah cukup bekerja keras untuk itu dan Anda layak mendapatkannya. Tapi jangan cepat sombong dan merasa Anda paling hebat. Ingat, diatas langit masih ada langit.

2.Murah Senyum dan Tetap Ramah
Senyum bisa menjadi senjata ampuh untuk menetralisir suasana. Tapi perlu diingat pula bahwa segala sesuatu yang berlebihan akan berdampak tidak baik. Orang bisa saja mengira Anda sombong, atau mungkin gila.

3.Rayakan Kesuksesan Bersama
Jangan pernah menganggap bahwa kesuksesan Anda saat ini adalah hasil jerih payah Anda seorang. Ingat, kita manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Perhatikan pula orang-orang yang mendukung Anda dibelakang. Rayakan kesuksesan Anda sebagai kemenangan bersama.

SUMBER



tinggalkan komentar

Jumat, 21 Oktober 2011

membangun komitmen karyawan



Buat para Juragan Bisnis dan punya karyawan, sepertinya perlu baca artikel yang ini... monggo gan..
Ane dapet dari sini gan..

Dalam menjalankan sebuah usaha, dukungan karyawan tentunya menjadi salah satu bagian penting yang mempengaruhi sukses tidaknya usaha tersebut. Bahkan maju mundurnya perusahaan pun dipengaruhi langsung oleh kinerja para karyawan. Bila dedikasi dan komitmen dari karyawan cukup kuat, maka bisa dipastikan konsumen pun akan merasa senang dan hasil yang didapatkan juga bisa maksimal. Namun begitu juga sebaliknya, bila komitmen karyawan rendah maka kemungkinan besar usaha Anda tidak akan bisa berkembang hingga menuju puncak kesuksesan.

Membangun komitmen dari para karyawan memang tidak mudah. Dibutuhkan proses yang cukup panjang, hingga akhirnya komitmen tersebut bisa terbentuk dengan sendirinya. Lalu, kira-kira bagaimana caranya menumbuhkan komitmen yang cukup tinggi dari para karyawan?

Mari kita simak bersama beberapa tips sukses membangun komitmen karyawan yang bisa Anda praktekan dalam menjalankan sebuah usaha.

Sampaikan tujuan bersama

Untuk membangun komitmen karyawan, langkah pertama yang bisa Anda ambil yaitu menyampaikan tujuan-tujuan besar yang akan Anda raih bersama para karyawan. Melalui transparansi yang Anda sampaikan kepada karyawan, maka secara tidak langsung akan menumbuhkan semangat kerja dari para karyawan sehingga mereka berkeinginan untuk ikut andil dalam meraih tujuan besar matersebut.

Ciptakan keharmoniman di lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang nyaman memberikan energi positif bagi karyawan sehingga mereka merasa senang dan selalu bersemangat dalam menyelesaikan tugas atau kewajiban mereka masing-masing. Hubungan kerja yang harmonis antar sesama karyawan maupun antara atasan dan karyawannya menjadikan rasa kekeluargaan di perusahaan tersebut bisa terbangun, sehingga komitmen untuk bersama-sama membesarkan perusahaan semakin kuat.

Tumbuhkan rasa cinta terhadap perusahaan

Ketika karyawan sudah mulai nyaman dengan lingkungan kerjanya, maka tidak menutup kemungkinan akan tumbuh rasa cinta terhadap perusahaan dimana ia bekerja. Mereka rela bekerja keras demi memajukan perusahaan dan merasa rugi bila Ia meninggalkan perusahaan tersebut dan beralih ke tempat lain. Hal ini bisa terwujud bila para karyawan telah bekerja dengan passion, sehingga mereka tidak merasa terbebani dengan tugas-tugas yang mereka terima.

Berikan reward atas prestasi yang dicapai

Salah satu cara yang bisa Anda pilih untuk meningkatkan komitmen karyawan yaitu dengan memberikan reward atas prestasi yang telah dicapai karyawan. Strategi ini cukup sering digunakan para pemilik perusahaan sebagai bagian dari penghargaan mereka terhadap kontribusi dan kerja keras yang diberikan karyawan terhadap perusahaan. Cara ini juga cukup efektif untuk mendorong semangat karyawan guna meningkatkan prestasi kerja mereka setiap bulannya.

Meningkatkan motivasi kerja karyawan

Ada kalanya motivasi kerja karyawan mengalami siklus naik turun seiring dengan tuntutan kerja yang mereka hadapi dan masa kerja yang telah mereka jalani. Terkadang karyawan mulai jenuh dengan tugas yang dikerjakannya setiap hari sehingga motivasi kerja mereka semakin berkurang dan mulai berpikir untuk mencari pekerjaan baru yang dirasa lebih menarik.

Untuk menghindari kondisi tersebut, sebaiknya lakukan evaluasi rutin pada karyawan Anda minimal sebulan sekali. Dengan adanya meeting evaluasi secara rutin, Anda bisa mengetahui problem apa saja yang dihadapi karyawan selama di lapangan, sehingga Anda bisa memberikan arahan untuk mengembalikan motivasi kerja mereka dan mencarikan jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para karyawan.

Keterbukaan antara karyawan dan atasan menjadi modal utama bagi sebuah perusahaan untuk memupuk komitmen dari karyawan. Semoga dengan kerjasama yang baik antara karyawan dan pihak perusahaan, bisa dihasilkan prestasi yang baik pula. Dengan komitmen yang kuat, kerjasama yang hebat, maka diharapkan akan mendatangkan omset yang melesat. Jangan pernah lelah untuk berkarya, teruslah berusaha dan salam sukses.
SUMBER




tinggalkan komentar

Rabu, 19 Oktober 2011

Kenapa Kerja Itu Terkadang Terasa Membosankan?



“Sampai kapan mau jadi karyawan?” mungkin pertanyaan itu akhir-akhir ini sering terdengar di telinga Anda. Ya, seperti yang kita ketahui bersama, menjadi karyawan itu memang terkadang lebih banyak pengalaman pahitnya ketimbang pengalaman manis. Tapi apakah hanya itu faktor utama yang membuat seseorang menjadi bosan terhadap pekerjaannya?

Tentunya tidak. Masih ada banyak faktor lainnya yang membuat seoarang karyawan tidak betah terhadap pekerjaannya. Mulai dari faktor teknis hingga non-teknis, dari faktor yang logis hingga yang tidak masuk akal.

Berikut ini adalah beberapa alasan yang sering terlontar tentang kenapa seseorang bosan bekerja:

1.Atasan yang Menyebalkan
Percaya atau tidak alasan ini masih menjadi primadona untuk urusan kebosanan dalam bekerja. Ya, terkadang memang atasan yang merasa punya kuasa gemar sekali memerintah, bahkan sampai ke hal-hal yang tidak logis dan diluar pekerjaan.

2.Suasana Ruangan
Siapa yang betah dengan ruangan yang pengap, pendingin ruangan yang sering rusak, dan bau yang tidak sedap? Belum lagi ruangan itu dihuni oleh orang-orang aneh yang menyebalkan. Pasti Anda lebih memilih bekerja sebagai penjaga makam jika bertemu dengan suasana ruang kerja seperti itu.

3.Gaji Tidak Sesuai
Bukan mau mengajak Anda menjadi mata duitan, tetapi memang gaji adalah sebuah hal sakral yang membuat kita bertahan di tempat kerja. Coba saja bayangkan, jika Anda bekerja penuh 8 jam, tetapi gaji yang dihasilkan hanya cukup untuk menutupi ongkos Anda. Tentunya Anda akan lebih memilih berdiam di rumah bukan?

4.Sistem Kerja dan Fasilitas yang Tidak Menunjang
Bos Anda selalu menekan Anda dengan deadline, bahkan tak jarang beliau marah-marah sambil memaki Anda. Tetapi bos Anda tidak pernah mengoreksi diri bahwa fasilitas yang diberikan oleh perusahaan tidak pernah memadai. Ya, ekspektasi berlebih tanpa ditunjang fasilitas dan sistem kerja yang baik tentunya akan membuat potensi Anda tidak berkembang dengan baik dan mungkin membuat Anda lebih memilih pergi.

5.Putus Cinta dengan Rekan Satu Kantor
Alasan yang satu ini memang terdengar konyol dan kurang profesional, tapi banyak dari karyawan yang mengalami hal ini. Rata-rata dari mereka kurang bisa menerima jika harus bertemu lagi dengan mantan pasangan mereka dalam satu kantor. Hal ini tentu bisa menjadi potensi besar yang menyebabkan seseorang bosan bekerja di tempat tersebut.
SUMBER

BOSEN JADI KARYAWAN...?? PENGEN KERJA DI RUMAH AJA...?? KLIK DISINI


TINGGALKAN KOMENTAR

Selasa, 18 Oktober 2011

CPNS VS Wirausaha




Anak bangsa lagi-lagi ngantre. Kali ini bukan untuk beli bahan bakar minyak atau memperoleh bantuan langsung tunai (BLT) tetapi untuk menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Jutaan anak bangsa berharap diterima sebagai CPNS. Mereka ada yang baru melamar dan ada juga yang sudah menjadi tenaga honorer sampai sepuluh tahun lebih. Namun jangan terlalu banyak berharap karena peluang diterima sangatlah kecil. Sebenarnya bukanlah hanya masalah peluang yang membuat banyak CPNS kecewa. Ada beberapa tipe kekecewaan yang muncul.

Pertama, mereka yang sudah tercantum namanya sebagai CPNS yang lolos tetapi ternyata direvisi dan akhirnya tidak diterima. Kedua, mereka yang merasa sudah mengabdi lama, sepuluh tahun lebih, ternyata tidak diberikan prioritas untuk diterima. Ketiga, adanya mereka yang memperkirakan terjadinya permainan KKN dalam penerimaan CPNS.

Beragam bentuk kekecewaan ditumpahkan. Kebanyakan dalam bentuk protes sampai ada yang pingsan karena kelelahan fisik dan mental. Apapun alasannya, ada yang masih perlu dipertanyakan. Pertama kepada pemerintah di tingkat pusat sampai daerah; mengapa menjalankan suatu sistem yang sebenarnya sudah standar tetapi masih saja ada penyimpangan. Apakah semata-mata karena faktor teknis ataukah kelalaian manusia atau manipulasi?

Kemudian kepada bangsa; mengapa tidak mampu mensosialisasikan bahwa PNS sebenarnya bukan cuma satu-satunya pilihan menjadi pegawai? sebagai dambaan anak bangsa? Bukankah menjadi wirausaha juga menjadi pilihan strategis? Wow, idealnya! Pertanyaannya apakah selama ini kurikulum pendidikan tertentu sudah mengarahkan khalayak belajar dapat menjadi wirausaha handal? Apakah ada insentif untuk membangun dan mengembangkan kewirausahaan di bumi Republik ini? Bagaimana kebijakan moneter dan fiskal untuk pengembangan investasi, terutama di sektor ril? Bagaimana lembaga keuangan-perbankan sebagai unsur pendukungnya? Bagaimana birokrasi perizinannya? Bagaimana dengan kesiapan sumberdaya mananusia berjiwa wirausahanya?

Nah saya perkirakan semuanya belum mampu mendorong anak bangsa ini secara maksimum untuk terjun ke dunia wirausaha yang sebenarnya menjanjikan. Disamping itu tampaknya kebanyakan orang sudah terinternalisasi bahwa menjadi PNS lebih menjanjikan. Jiwanya sudah terbangun sejak di dalam keluarga. Menjadi PNS tak ada risiko uang yang perlu ditanggung kalau bangsa ini bangkrut. Masa depan lebih terjamin karena ada uang pensiun.

Belum lagi sebagian besar anak bangsa masih mengganggap posisi PNS sebagai simbol status-kedudukan sosial. Demikian impiannya. Wah…apa benar? Tiada seorangpun di antara kami melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu (Ash-Shaafaat; 164).
SUMBER

peluang kerja online.. KLIK DISINI


tinggalkan komentar

Minggu, 16 Oktober 2011

Dua Kesalahan Pengusaha



Tak banyak orang yang sukses saat memutuskan untuk menjalankan bisnis sendiri. Pengusaha yang tak beruntung, justru merugi. Pengusaha muda terkaya ke-27 di Indonesia Sandiaga Uno menjelaskan dua kesalahan paling berbahaya yang sering menjerumuskan pengusaha.

Mencampur adukkan keuangan

Pengusaha pemula kerap kebingungan memisahkan keuangan pribadinya dari keuangan perusahaan. "Ini uang saya atau uang perusahaan?" kata Sandiaga mencontohkan.

Sandiaga mengakui bahwa uang memang sangat mudah bermigrasi dan tercampur. Untuk menghindari hal ini harus ada pemisahan yang sangat detil antara keuangan pribadi dan perusahaan.

Pengusaha harus lebih menghargai bisnis yang dibangunnya. Kesalahan yang sering terjadi adalah penggunaan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi. Pembukuan harus dilakukan dengan tertib untuk menghindari risiko tersebut. Sekecil apapun usaha yang dijalankan, pembukuan harus tetap ada.

Berlagak bos

"Begitu berpikir sebagai enterpreneur, orang sering menganggap dirinya bos," kata Sandiaga. Anggapan itu justru diwujudkan dalam tindakan santai, tak profesional dan menyerahkan segala urusan kepada bawahan.

Sedikit kesuksesan dapat membuat wirausahawan menjadi besar kepala. Padahal dalam bisnis akan selalu ada banyak cobaan yang menuntut kehati-hatian dan perhatian ekstra. "Wirausaha tapi datang ke kantor jam 11, tak punya komitmen untuk bekerja keras. Itu kesalahan umum yang biasanya dilakukan pemula," kata Sandiaga.

Padahal, pengusaha harus selalu bekerja keras dan tak lengah. Sandiaga yang menurut majalah Forbes memiliki kekayaan USD 795 juta ini menegaskan bahwa dirinya masih terus bekerja keras. "Saya selalu bangun pagi dengan semangat yang sama seperti 10 tahun lalu saat memulai usaha ini," kata dia.
foxeye is offline

Kamis, 13 Oktober 2011

Apa Kawasan Paling Diminati Investor Asia



Indonesia menjadi incaran pemodal asing, seiring performa ekonomi yang positif.


Perusahaan konsultan properti Colliers International dalam survei The Global Investor Sentiment menyatakan bahwa pasar properti Indonesia menjadi incaran pemodal asing, seiring performa ekonomi yang positif dan meningkatnya peringkat surat utang pemerintah.

Sementara itu, kawasan paling populer yang diminati para investor asing di antaranya pusat bisnis seperti Jl. MH Thamrin, Sudirman, Kuningan, Gatot Subroto, dan sepanjang koridor TB Simatupang.

Menurut Chief Executive Officer Colliers International untuk kawasan Asia, Piers Brunner, pemodal asing yang datang ke Indonesia didominasi institusi dari negara di kawasan Asia. "Kedatangan para investor tersebut disebabkan potensi perkembangan dan performa ekonomi Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVAnews.com.

Selain itu, tambah dia, adanya kemungkinan perusahaan pemeringkat yang akan meningkatkan rating tingkat obligasi pemerintah menjadi investment grade tahun depan turut menjadi pemicunya. "Jika itu terjadi, Indonesia semakin menarik para penyandang dana dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi," ujar Brunner.

Brunner mengungkapkan, sebagian besar investor asing akan berusaha bermitra dengan pengembang lokal dengan track records yang baik. Selain itu, horison investasi mereka bervariasi, dari mengakuisisi properti yang mendatangkan pemasukan stabil hingga akuisisi terhadap lahan untuk dibangun.

"Hurdle rate (tingkat keuntungan) mereka berkisar sekitar 15 persen, dengan masa pendanaan tiga hingga lima tahun. Strategi para investor ini sebagian besar adalah dengan menjual properti mereka kepada REITs Holding (Real Estate Investment Trust) atau institusi investasi lainnya," ujarnya.

SUMBER

LANGSUNG AJA.. KLIK DISINI


Tinggalkan komentar

Keterampilan Sarjana Tak Sesuai Pasar



Untuk menghadapi tantangan, pemerintah perlu memberi otonomi khusus pada perguruan tinggi.

Bank Dunia menyatakan bahwa perguruan tinggi di Indonesia belum mampu membekali keterampilan lulusannya sesuai yang diinginkan pasar. Akibatnya, pengembangan kapasitas berinovasi kurang maksimal.

Ekonom Utama Bank Dunia Emanuela mengatakan, Indonesia sedang membuat kemajuan dalam hal infrastruktur dan tengah memperbaiki industri manufaktur. Karena itu, perlu lulusan perguruan tinggi yang memiliki keterampilan untuk meningkatkan produktivitas mereka.

"Perusahaan butuh karyawan yang memiliki keterampilan berkomunikasi, keterampilan manajemen, dan keterampilan lain untuk menyelesaikan masalah yang ada," kata Emanuela di Jakarta, Kamis 13 Oktober 2011.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Stefan Korberle mengatakan, perguruan tinggi yang menyelenggarakan keterampilan dan penelitian yang tepat dapat membantu negara menjadi lebih produktif, inovatif, dan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Stefan, Bank Dunia berkomitmen mendukung rencana jangka panjang pemerintah Indonesia di sektor pendidikan tinggi dengan membantu universitas-universitas negeri menjadi lebih otonom dan akuntabel. Bank Dunia juga akan turut membantu perguruan tinggi meningkatkan kualitas, relevansi, efisiensi, dan akses pendidikan.

Stefan menjelaskan, agar Indonesia tumbuh lebih cepat dan mencapai teknologi berkelanjutan ada dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, mengatasi kesenjangan keterampilan dengan meningkatkan kualitas lulusan pendidikan tinggi. Kedua, pemerintah perlu peningkatan penelitian yang relevan dengan kebutuhan ekonomi di beberapa universitas.

“Pemerintah harus memprioritaskan dengan cara meningkatkan alokasi sumber daya publik dan memperluas beasiswa,” ujarnya.

Selain itu, untuk menghadapi tantangan dan hambatan, pemerintah perlu memberikan otonomi khusus kepada perguruan tinggi dalam hal penyediaan sumber daya manusia (SDM) dan keuangan.
SUMBER

tawaran kerja online KLIK DISINI

tinggalkan komentar

Selasa, 11 Oktober 2011

Kenapa Indonesia akan menjadi the Next Economic Superpower?



Bunyi terompet kematian yang menandai robohnya ekonomi negara-negara Eropa sayup-sayup mulai terdengar. Perekonomian negara-negara utama seperti Perancis, Italia, Spanyol dan Yunani sedang dirawat di UGD. Sementara raksasa ekonomi lainnya, Amerika Serikat, telah lama termehek-mehek dalam kegelapan ekonomi yang tanpa ujung.

Sementara di belahan dunia lain, yang dipisahkan oleh samudera Atlantik dan Pasifik, muncul kekuatan ekonomi baru yang terus tumbuh. Belahan dunia lain itu bernama benua Asia. Inilah sebuah benua, dimana kegemilangan masa depan ekonomi dunia tengah diracik dan dibentangkan.

Dan senyampang dengan itu, dengan gagah berani muncul barisan the Next Economic Superpowers : China, India, South Korea, dan tentu saja sebuah negeri indah yang bernama : Indonesia.


Salah satu tanda kebesaran ekonomi sebuah bangsa, selalu dilihat dari size PDB-nya atau produk domestik bruto (atau GDP/Gross Domestic Product). Dalam bahasa kampung, PDB merupakan total output/produksi yang dihasilkan oleh sebuah negara : mulai dari produksi sepatu oleh pengrajin Cibaduyut hingga hasil minyak Pertamina; mulai dari produksi mie tek-tek di pinggir pasar Glodok hingga produksi kelapa sawit di perkebunan maha luas milik Astra Agro Lestari.

Pendeknya, PDB ibarat volume produksi bagi para juragan pabrik. Makin besar, makin bagus. Dan negeri kita, karena jumlah penduduknya yang amat banyak serta area Nusantara yang maha luas (lebih panjang dibanding negara Amerika), termasuk negara dengan PDB yang relatif besar yakni : 6,000 trilyun rupiah (atau berada pada posisi 18 terbesar di dunia).

Nah, angka PDB itu juga yang dijadikan dasar untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Jadi, kalau di koran-koran kita dengar ekonomi Indonesia akan tumbuh 6 %, maka patokannya adalah : angka PDB yang besarnya sudah Rp 6,000 trilyun akan tumbuh 6 % (atau tumbuh sebesar Rp 360 trilyun rupiah). Angka pertumbuhan 6 % tergolong bagus (Eropa dan Amerika hanya bisa tumbuh 1,5%; jadi kita bisa tumbuh 4 kali lipat dibanding mereka !!).

Dengan basis angka PDB yang sudah cukup besar, dan didukung dengan angka pertumbuhan yang meyakinkan (yakni antara 6 – 7%), Indonesia PASTI akan menjadi raksasa ekonomi di masa depan (sayangnya, media massa kita jarang menampilkan hal ini. Justru media internasional yang berkali-kali membahas masa depan gemilang ekonomi Indonesia).

Yang mungkin juga layak dicatat adalah ini : jumlah size PDB yang 6000 triyun itu, mayoritasnya (sekitar 63%) di sumbang oleh konsumsi domestik. Atau oleh belanja konsumen domestik, atau ya oleh kita-kita ini : mulai dari membeli Blackberry Bold 9900 baru di pasar Roxi hingga ambil Vario gres di dealer motor; mulai dari jalan-jalan sambil makang siang di Mall hingga beli baju modis di Bandung.

Konsumen Indonesia memang amat powerful. Itulah kenapa seorang haji yang juga juragan sukses pernah bilang : cari uang di Indonesia itu amat gampang; uang ratusan milyar bercereran di jalan dan di pasar; kita tinggal mengambilnya semudah mengorek upil.

Maksud sang juragan itu jelas : peluang bisnis dan prospek pasar di negeri ini sedemikian menggiurkan, dan inilah kesempatan emas bagi siapa saja untuk menjalankan bisnis (kalau ndak percaya tanya Toyota dan Nestle kenapa mereka mau bikin pabrik baru di Cikarang, masing-masing senilai 2 trilyun). So, just build your own busines, and do it NOW.

Elemen lain yang juga akan membuat Indonesia menjadi superpower ekonomi adalah ini : bonus demografi. Ini istilah yang lazim digunakan untuk menyebut sebuah negara yang punya komposisi penduduk yang produktif. Indonesia termasuk disitu : dari 235 juta penduduk kita, mayoritas berada pada usia produktif (atau antara 17 sd 50 tahun). Dan ini akan memberi efek dahsyat bagi kemajuan ekonomi.

Negara-negara maju, termasuk Jepang, sebaliknya. Mayoritas penduduk mereka berada pada usia lanjut (dan tidak produktif). Sebutannya : negara yang menua, atau an aging nation. Dan ini malapetaka buat ekonomi bangsa. Jepang dan negera maju lainnya, pelan-pelan bisa hancur, sejalan dengan penduduknya yang jompo semua.

Demikianlah beberapa catatan yang layak diperhatikan, kala kita punya impian untuk menjadikan Sang Bumi Nusantara menjadi the Next Economic Superpower.

Negeri ini pernah mengalami kejayaan yang amat impresif, ketika dipimpin oleh seorang perdana menteri bernama Gajah Mada. Kedahsyatan negeri Majapahit yang dipahat 900 tahun silam itu insya Allah akan terulang kembali.

SUMBER


buat kalian yang berminat kerja secara online di rumah ...silahkan di baca-baca nihhh.. KLIK DISINI


silahkan tinggalkan komentar

KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI

Tipe Sistem Informasi
Sistem Temu Kembali Informasi (Information Retrieval System - IRS) merupakan salah satu tipe sistem informasi. Selain Sistem Temu Kembali Informasi, kita kenal beberapa sistem informasi yang lain seperti Sistem Manajemen Basis Data (Data Base Management System – DBMS), Sistem Informasi Manajemen (Management Information System – MIS), Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System - DSS) dan Sistem Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligent System - AI).

A. Sistem Temu Kembali Informasi
Sistem Temu Kembali Informasi merupakan sistem yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Salah satu hal yang perlu diingat adalah bahwa informasi yang diproses terkandung dalam sebuah dokumen yang bersifat tekstual. Dalam konteks ini, temu kembali informasi berkaitan dengan representasi, penyimpanan, dan akses terhadap dokumen representasi dokumen. Dokumen yang ditemukan tidak dapat dipastikan apakah relevan dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam query. Pengguna Sistem Temu Kembali informasi sangat bervariasi dengan kebutuhan informasi yang berbeda-beda.

B. Sistem Manajemen Basis Data
Sistem Manajemen Basis Data merupakan sistem yang didisain untuk memanipulasi dan mengurus basis data. Data yang tersimpan dalam basis data dinyatakan dalam bentuk unsur-unsur data yang spesifik dan tersimpan dalam tabel-tabel. Setiap satuan data, atau disebut record (cantuman) terdiri dari ruas-ruas (fields) yang berisi nilai yang menunjukkan karakteristik yang spesifik atau atribut yang mengidentifikasikan satuan data yang dimaksud. Proses yang berkaitan dengan manajemen basis data meliputi penyimpanan, temu kembali, updating atau deletion, proteksi dari kerusakan, dan kadang-kadang mencakup transimi data. Output dapat mengandung record individual, sebagian record, tabel, atau bentuk susunan data yang lain dari basis data. Informasi yang ditemukan berisi cantuman-cantuman yang pasti sesuai dengan permintaan.

C. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen adalah sistem yang didisain untuk kebutuhan manajemen untuk mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi. Oleh karena itu, jenis data dan fungsi-fungsi operasi disesuaikan dengan kebutuhan manajemen.

D. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan menggambarkan operasi-operasi spesifik dalam satuan-satuan informasi yang homogen.

E. Sistem Kecerdasan Buatan

Tabel 1 memberikan perbandingan antara Sistem Temu Kembali Informasi, Sistem Manajemen Basis Data dan Artificial Intelligent seperti yang dikemukakan oleh Frakes dan Baeza-Yates (1992).

Tabel 1.
Perbandingan antara Sistem Temu Kembali Informasi (IRS),
Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) dan Sistem Kecerdasan Buatan (AI)

Objek Data Fungsi Ukuran Basis Data
IRS Dokumen Temu-kembali (probabilistik) Kecil – besar
DBMS Tabel Temu-kembali (deterministik) Kecil – besar
AI Pernyataan logika Inferensia Kecil

Perbedaan pertama terletak pada data objek masing-masing sistem informasi. Dokumen, pada umumnya tekstual, sebagai objek data pada Sistem Temu Kembali Informasi biasanya tidak terstruktur seperti tabel yang menjadi objek data pada Sistem Manajemen Basis Data, sedangkan pernyataan logika yang menjadi objek data pada Sistem Kecerdasan Buatan merupakan struktur yang dibangun berdasarkan jaringan semantik.

Perbedaan lain terletak pada fungsi operasinya. Temu kembali pada Sistem Temu Kembali Informasi bersifat probabilistik, sedang temu kembali pada Sistem Manajemen Basis Data bersifat deterministik. Dalam pencarian informasi menggunakan Sistem Temu Kembali Informasi dengan pertanyaan (query) tertentu dapat ditemukan sejumlah dokumen. Akan tetapi tidak dapat dipastikan bahwa dokumen yang ditemukan relevan dengan informasi yang diinginkan oleh pengguna. Ada kemungkinan dokumen yang ditemukan tidak relevan dan/atau dokumen yang relevan justru tidak ditemukan. Sementara itu dalam pencarian informasi menggunakan Sistem Manajemen Basis Data, bila pertanyaan (query) sesuai dengan nilai atribut yang ada dalam basis data maka akan ditemukan record yang relevan, dan bila pertanyaan (query) tidak sesuai dengan nilai atribut yang ada dalam basis data maka tidak akan ditemukan record informasi apapun.

Ukuran basis data pada Sistem temu Kembali Informasi dan Sistem manajemen basis data dapat bervariasi dari basis data yang relatif kecil sampai dengan basis data yang sangat besar. Basis data dapat berisi jutaan cantuman dan memori penyimpanan dapat berukuran sampai dengan beberapa gigabyte. Oleh karena itu pemilihan struktur data dan algoritma merupakan permasalahan yang kritis dalam disain sistem yang memungkinkan temu kembali dengan basis data berukuran besar secara efektif dan efisien.

Tujuan dan Fungsi Sistem Temu Kembali Informasi
Sistem Temu Kembali Informasi didisain untuk menemukan dokumen atau informasi yang diperlukan oleh masyarakat pengguna. Sistem Temu Kembali Informasi bertujuan untuk menjembatani kebutuhan informasi pengguna dengan sumber informasi yang tersedia dalam situasi seperti dikemukakan oleh Belkin (1980) sebagai berikut:
1. Penulis mempresentasikan sekumpulan ide dalam sebuah dokumen menggunakan sekumpulan konsep.
2. Terdapat beberapa pengguna yang memerlukan ide yang dikemukakan oleh penulis tersebut, tapi mereka tidak dapat mengidentifikasikan dan menemukannya dengan baik.
3. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mempertemukan ide yang dikemukakan oleh penulis dalam dokumen dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (query).

Berkaitan dengan sumber informasi di satu sisi dan kebutuhan informasi pengguna di sisi yang lain, Sistem Temu Kembali Informasi berperan untuk:
1. Menganalisis isi sumber informasi dan pertanyaan pengguna.
2. Mempertemukan pertanyaan pengguna dengan sumber informasi untuk mendapatkan dokumen yang relevan.
Adapun fungsi utama Sistem Temu Kembali Informasi seperti dikemukakan oleh Lancaster (1979) dan Kent (1971) adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi sumber informasi yang relevan dengan minat masyarakat pengguna yang ditargetkan.
2. Menganalisis isi sumber informasi (dokumen)
3. Merepresentasikan isi sumber informasi dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan dengan pertanyaan (query) pengguna.
4. Merepresentasikan pertanyaan (query) pengguna dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan sumber informasi yang terdapat dalam basis data.
5. Mempertemukan pernyataan pencarian dengan data yang tersimpan dalam basis data.
6. Menemu-kembalikan informasi yang relevan.
7. Menyempurnakan unjuk kerja sistem berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh pengguna.

Komponen Sistem Temu Kembali Informasi
Menurut Lancaster (1979) Sistem Temu Kembali Informasi terdiri dari 6 (enam) subsistem, yaitu:
1. Subsistem dokumen
2. Subsistem pengindeksan
3. Subsistem kosa kata
4. Subsistem pencarian
5. Subsistem antarmuka pengguna-sistem
6. Subsistem penyesuaian.

Dokumen sebagai objek data dalam Sistem Temu Kembali Informasi merupakan sumber informasi. Dokumen biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks atau kata kunci. Kata kunci dapat diekstrak secara langsung dari teks dokumen atau ditentukan secara khusus oleh spesialis subjek dalam proses pengindeksan yang pada dasarnya terdiri dari proses analisis dan representasi dokumen. Pengindeksan dilakukan dengan menggunakan sistem pengindeksan tertentu, yaitu himpunan kosa kata yang dapat dijadikan sebagai bahasa indeks sehingga diperoleh informasi yang terorganisasi. Sementara itu, pencarian diawali dengan adanya kebutuhan informasi pengguna. Dalam hal ini Sistem Temu Kembali Informasi berfungsi untuk menganalisis pertanyaan (query) pengguna yang merupakan representasi dari kebutuhan informasi untuk mendapatkan pernyataan-pernyataan pencarian yang tepat. Selanjutnya pernyataan-pernyataan pencarian tersebut dipertemukan dengan informasi yang telah terorganisasi dengan suatu fungsi penyesuaian (matching function) tertentu sehingga ditemukan dokumen atau sekumpulan dokumen.
Proses tersebut di atas dapat diilustrasikan seperti Gambar 1.


Sementara itu Tague-Sutcliffe (1996) melihat Sistem Temu Kembali Informasi sebagai suatu proses yang terdiri dari 6 (enam) komponen utama yaitu:
1. Kumpulan dokumen
2. Pengindeksan
3. Kebutuhan informasi pemakai
4. Strategi pencarian
5. Kumpulan dokumen yang ditemukan
6. Penilaian relevansi

Bila diperhatikan dengan seksama, perbedaan komponen Sistem Temu Kembalai Informasi menurut Lancaster (1979) dan menurut Tague-Sutcliffe (1996) terletak pada penilaian relevansi, yaitu suatu tahap dalam temu kembali untuk menentukan dokumen yang relevan dengan kebutuhan informasi pemakai.


nb: ada info kerja online nihhh..broo
KLIK DISINI


silahkan tinggalkan komentar

Senin, 10 Oktober 2011

Berapa Sumbangan Freeport Papua untuk Amerika



Harga emas melambung dan mencapai level tertinggi pekan ini. Selama 10 tahun terakhir, harga komoditas tambang itu telah melesat dari US$275 per ons menjadi US$1.300 per ons per September 2010.

Lonjakan harga emas secara drastis tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah pembelian secara besar-besaran oleh sejumlah negara.

Bagaimana di Indonesia? Berdasarkan data PT Logam Mulia, harga emas di dalam negeri pun kini mencapai level tertinggi sepanjang 2010. Harga emas pada salah satu unit produksi PT Aneka Tambang Tbk itu mencapai Rp382 ribu per gram pada 30 September 2010.

Selain karena meningkatnya permintaan, lonjakan harga emas juga disokong penurunan nilai tukar dolar terhadap sejumlah mata uang dunia.

Tingginya harga emas di pasar internasional dan domestik itu pun berpotensi mendongkrak pundi-pundi perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia. Salah satunya adalah Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc melalui PT Freeport Indonesia.

Meski demikian, ketika dikonfirmasi, manajemen Freeport Indonesia belum dapat memberikan penjelasan detail.

"Kalau soal angka saya belum bisa jelaskan," kata Juru Bicara Freeport Indonesia, Ramdani Sirait, ketika dihubungi VIVAnews di Jakarta, Kamis 30 September 2010.

Namun, berdasarkan data Freeport-McMoran per akhir 2009, Freeport Indonesia merupakan penyumbang pendapatan terbesar bagi induk perusahaan tambang emas yang berpusat di Phoenix, Arizona, AS itu.

Freeport Indonesia membukukan pendapatan US$5,9 miliar, jauh melampaui perusahaan Freeport yang beroperasi di Amerika Utara dengan pendapatan US$4,8 miliar.

Bahkan, Freeport Indonesia juga mengungguli perusahaan dalam kelompok Freeport yang beroperasi di Amerika Selatan dan Eropa. Di Amerika Selatan, kontribusi pendapatan perusahaan Freeport di sana sebesar US$3,8 miliar, sedangkan Eropa hanya US$1,89 miliar.

Secara total, pendapatan Freeport-McMoran dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sejumlah negara tersebut selama 2009 mencapai US$15,04 miliar.

Bukan hanya untuk Amerika, Freeport juga membayarkan manfaat langsung bagi Indonesia. Freeport Indonesia telah menyetor kepada pemerintah Indonesia senilai US$1,01 miliar, lebih tinggi dibanding perusahaan Freeport di Amerika Selatan dengan pembayaran US$507 juta.

Sementara itu, selama periode April-Juni 2010, Freeport Indonesia juga telah melakukan kewajiban pembayaran kepada pemerintah Indonesia sebesar US$634 juta atau sekitar Rp5,7 triliun.

Setoran kepada pemerintah Indonesia itu terdiri atas pajak penghasilan badan US$490 juta, pajak penghasilan karyawan, pajak daerah serta pajak-pajak lainnya sebesar US$106 juta, dan royalti US$38 juta.

Dengan demikian, total pembayaran Freeport selama 2010 hingga Juni telah mencapai US$899 juta dolar atau sekitar Rp8,1 triliun.

Sedangkan total kewajiban keuangan sesuai ketentuan yang mengacu pada kontrak karya 1991 dan telah dibayarkan Freeport Indonesia kepada pemerintah Indonesia sejak 1992 hingga Juni 2010 tercatat US$10,4 miliar.

Belum lama ini, Freeport-McMoran, induk Freeport Indonesia juga telah memutuskan pembagian dividen tunai sebesar US$0,3 persen per saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham pada 1 November 2010.


SUMBER

lagi2 info kerja online saudara......
KLIK DISINI


silahkan tinggalkan komentar

Besar Mana, Cadangan Emas RI atau Malaysia



Harga emas dunia terus melambung hingga menyentuh harga tertinggi sepanjang sejarah, US$1300 per ons. Dalam satu dekade, harga emas telah melambung dari US$275 per ons pada awal 2000 menjadi US$1.300 per ons pada akhir September 2010.

Perburuan emas yang luar biasa membuat harga emas melambung. Tidak hanya itu, spekulasi di bursa komoditas juga turut andil mengangkat harga hasil tambang itu.

China, Rusia, India, dan Arab Saudi merupakan negara-negara pemburu emas paling aktif dalam dekade ini.

Berdasarkan laporan triwulanan World Gold Council, 80 persen cadangan emas dunia hanya dikuasai oleh 20 pemegang emas terbesar dunia. Mereka adalah bank sentral, lembaga internasional, dan pemerintah. Bahkan, lima pemegang emas terbesar menguasai 60 persen cadangan emas dunia yang mencapai 30.535 ton pada 2010.

Lembaga atau pemerintahan negara itu antara lain Amerika Serikat, Jerman, Dana Moneter Internasional (IMF), Italia, Prancis, China, Swis, Jepang, Rusia, dan Belanda. Lalu seberapa banyak cadangan emas Indonesia dan negara-negara tetangga?

Pada kuartal I-2010, Indonesia memiliki cadangan 73,1 ton. Indonesia menempati peringkat 39 penyetok emas terbanyak. Emas ini disimpan di Bank Indonesia. Nilainya US$2,62 miliar atau 3,6 persen dari cadangan devisa pemerintah.

Kepemilikan cadangan emas Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun. Pada awal 2000, cadangan emas mencapai 96,5 ton.

Dibandingkan Malaysia, cadangan emas Indonesia masih lebih banyak. Malaysia menempati peringkat 47 dengan total cadangan 36,4 ton senilai US$1,3 miliar, atau 1,4 persen dari cadangan devisa Malaysia.

Namun, Indonesia jauh tertinggal dengan negara-negara Asean lainnya. Filipina misalnya, memiliki cadangan emas 164 ton, Singapura 127 ton, dan Thailand 84 ton. Selengkapnya lihat tabel di bawah ini.



Tabel Cadangan Emas




SUMBER


YANG BERMINAT KERJA ONLINE NIH ADA INFONYA..
KLIK DISINI


silahkan tinggalkan komentar

Ciri-ciri Waralaba Yang Bagus



Memiliki sistem kuat dan bermodal besar.

Sistem yang kuat mampu teruji secara bertahun-tahun sesuai dengan tujuan dan kultur kerja. Modal besar adalah penting mengingat BEP (break event point) atau balik modal setiap usaha berbeda-beda. Pada beberapa bulan pertama sejak openning biasanya nggak ambil untung. Dan ini tentu saja butuh modal berlipat. Kalau nggak ada modal kuat, siap-siap saja dikejar-kejar invoice supplier.

Memiliki laporan keuangan yang akuntable.

Laporan keuangan hendaknya disusun secara rapi, mudah dibaca dan dibuat berdasarkan kondisi fakta. Akan lebih baik bila dibuat oleh akuntan publik. Yang sering terjadi adalah menyerahkan laporan keuangan kepada staff dari dalam. Hal ini sangat berpeluang terjadi manipulasi data, terutama saat perusahaan membutuhkan kucuran dana dari kreditor.

Tak sekedar menjual bisnis.

Franchisor hendaknya tak pelit berbagi ilmu dan pengalaman seputar sistem kerja waralaba. Ini bukan sekedar ajang membeli nama, namun juga sarana transfer ilmu dari franchisor ke franchisee. Hubungan keduanya hendaknya bersifat mutualisme atau saling menguntungkan. Franchisee mendapatkan keuntungan optimal, sedangkan franchisor mendapat royalty fee yang sepadan.

Menyediakan pelatihan karyawan sampai mahir.

Transfer ilmu dan pengalaman bukan hanya terjadi dalam posisi vital manajemen, namun juga kepada praktisi di lapangan yang berhubungan langsung dengan konsumen. Pelatihan hendaknya memiliki standard yang baku sehingga kemampuan teknik karyawan memiliki kesamaan parameter. Pelatihan yang buru-buru dan tidak sempurna bisa menimbulkan kekacauan manajemen yang berujung kepada kerugian finansial usaha.

Menyediakan peralatan yang dibutuhkan.

Peralatan memang tersedia di pasaran dan bisa dibeli sesuai kemampuan franchisee. Namun alangkah baiknya kalau pihak franchisor bersedia membantu menyediakan peralatan kerja. Ini bukan saja akan memangkas biaya yang tidak perlu, namun juga proses pembelajaran yang baik tentang peralatan. Banyak kejadian karyawan dibelikan peralatan canggih tapi nggak bisa dimanfaatkan karena nggak tahu cara mengoperasikannya.

Menyuplai bahan makanan sehingga kualitas terjaga.

Adanya Standard Operation Procedure (SOP) adalah untuk menciptakan kesamaan standard kualitas rasa, warna, tampilan, penyajian dan pelayanan. Sistem order yang baik bisa mencegah kerusakan bahan makanan dan menjaga konsistensi jumlah pelanggan sehingga keuntungan usaha bisa di optimalkan.

sumber: vivanews.com


YANG BERMINAT ADA INFO KERJA ONLINE NIHH..
KLIK DISINI


SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR

Minggu, 09 Oktober 2011

SISTEM PENENTUAN HARGA POKOK PROSES




1. Konsep Harga Pokok Proses
Harga pokok proses merupakan sistem akuntansi yang membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan BOP ke setiap departemen. Contoh: industri yang memproduksi kertas, plastik, tekstil, baja, semen, gula, sabun, minuman kaleng, farmasi.

2. Karakteristik Harga Pokok Proses
a) Produk yang diproduksi dalam suatu departemen bersifat homogen, yaitu sumber daya yang dikonsumsi setiap unit produk sama.
b) Proses produksi bersifat kontinyu atau berkelanjutan.
c) Tujuan produksi untuk mengisi sediaan atau disebut metode produksi massa.
d) Kegiatan produksi dapat dilakukan melalui beberapa departemen, sebelum ditransfer ke gudang barang jadi.
e) Setiap departemen produksi membuat laporan harga pokok produksi pada akhir periode, misal: bulan, atau triwulan.
f) Biaya produksi dibebankan secara periodik per departemen produksi, misal setiap bulan.
g) Biaya per unit produk dihitung dengan membagi total biaya yang dibebankan dengan total unit yang diproduksi oleh departemen tersebut.

3. Aliran Fisik Produksi
Produk berpindah sesuai aliran proses produksi. Perhitungan biaya mengikuti aliran fisik produk. Aliran fisik produk terdiri atas tiga pola aliran, yaitu berurutan, paralel, dan selektif.
a) Aliran Produk Berurutan
Setiap unit produk diproses melalui urutan tahapan-tahapan yang sama, contoh: produksi roti bakery melalui proses pencampuran adonan, pencetakan, dan pembakaran.
b) Aliran Produk Paralel
Komponen-komponen produk dikerjakan oleh departemen yang berbeda secara simultan, kemudian ditransfer ke departemen berikutnya untuk disatukan menjadi barang jadi dan akhirnya ditransfer ke gudang barang jadi. Contoh: produksi mobil, komponen-komponennya seperti rangka mobil, mesin dan penutup body dikerjakan pada departemen yang berbeda secara bersamaan, kemudian semuanya dirakit pada departemen perakitan menjadi produk jadi.
c) Aliran Produk Selektif
Unit produk diproses oleh departemen-departemen yang berbeda tergantung jenis produk jadi yang akan dihasilkan. Contoh: perusahaan daging yang menjual produknya dalam berbagai bentuk, yaitu kornet, daging asap, dan sosis.

4. Akuntansi Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan BOP
Pada sistem akuntansi harga pokok proses menggunakan rekening barang dalam proses untuk setiap departemen produksi.
a) Biaya Bahan Baku
Secara periodik (misal: setiap bulan) dihitung total biaya bahan baku yang digunakan oleh setiap departemen. Contoh: Januari 2007, Departemen A dan Departemen B memakai bahan baku masing-masing sebesar Rp350.000 dan Rp175.000.
Jurnal pemakaian Bahan:
Barang Dalam Proses-Departemen A Rp350.000
Barang Dalam Proses-Departemen B Rp175.000
Bahan Baku Rp525.000

b) Biaya Tenaga Kerja
Setiap bulan dihitung total biaya tenaga kerja yang didistribusikan ke setiap departemen. Contoh: Januari 2007, 15 karyawan Departemen A bekerja 25 hari dan 10 karyawan Departemen B bekerja 25 hari. Tarif upah karyawan di kedua departemen sebesar Rp5.000 per hari. Jurnal distribusi tenaga kerja:
Barang Dalam Proses-Departemen A Rp1.875.000
Barang Dalam Proses-Departemen B Rp1.250.000
Gaji dan Upah Rp3.125.000

c) Biaya Overhead Pabrik
BOP terdiri atas:
(1) BOP Sesungguhnya
BOP dicatat dan digolongkan menurut departemen untuk perencanaan dan pengendalian biaya. Contoh: Januari 2007, terjadi biaya listrik Rp200.000, biaya air Rp125.000 dan biaya telepon Rp115.000, biaya depresiasi mesin pabrik Rp165.000, biaya bahan penolong Rp175.000, biaya tenaga kerja tidak langsung Rp200.000.
Jurnal BOP sesungguhnya:
BOP Sesungguhnya Rp980.000
Biaya listrik Rp200.000
Biaya air Rp125.000
Biaya telpon Rp115.000
Biaya depresiasi mesin pabrik Rp165.000
Biaya bahan penolong Rp175.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp200.000

(2) BOP pembebanan
BOP dibebankan ke setiap departemen produksi pada akhir periode. Jumlah BOP dibebankan dihitung dengan cara mengalikan tarif yang telah ditetapkan dengan jumlah sesungguhnya dari dasar pembebanan yang digunakan di setiap departemen produksi. Contoh: tarif BOP dibebankan Rp1.000 per jam mesin pada Departemen A dan Rp1.250 per jam tenaga kerja langsung pada Departemen B. Selama Januari 2007, Departemen A menggunakan 500 jam mesin dan Departemen B 600 jam tenaga kerja langsung.
Jurnal BOP dibebankan:
Barang Dalam Proses-Departemen A Rp500.000
Barang Dalam Proses-Departemen B Rp750.000
BOP dibebankan Rp1.250.000

5. Laporan Harga Pokok Produksi
Biaya yang dibebankan ke departemen dilaporkan dalam laporan harga pokok produksi departemen. Laporan harga pokok produksi menyajikan informasi tentang jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan ke produksi selama periode tertentu (misalnya satu bulan). Selain itu, laporan harga pokok produksi merupakan sumber informasi untuk menjurnal biaya unit yang ditransfer dari suatu departemen produksi ke departemen produksi berikutnya atau ke sediaan barang jadi.

Laporan harga pokok produksi menunjukkan:
a) Biaya total dan biaya per unit produk yang diterima dari satu atau lebih departemen lainnya.
b) Biaya total dan biaya per unit dari bahan baku, tenaga kerja, dan BOP yang ditambahkan oleh departemen tersebut.
c) Biaya dari unit dalam proses, sediaan awal dan sediaan akhir.
d) Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke sediaan barang jadi

Laporan harga pokok produksi terbagi atas tiga bagian, yaitu data kuantitas, total biaya yang harus dipertanggungjawabkan oleh departemen yang terkait, dan pertanggungjawaban biaya tersebut.
(1) Data Kuantitas
Data kuantitas menunjukkan jumlah unit produk yang diproses dalam suatu departemen pada periode tertentu (misalnya satu bulan), dan hasil pemrosesan terhadap unit produk tersebut. Jumlah kuantitas yang diproses (input) harus sama dengan jumlah kuantitas hasil pemrosesan (output). Input terdiri atas unit dalam proses sediaan awal + unit masuk proses / diterima dari departemen sebelumnya + unit ditambahkan ke produksi. Sedangkan, output meliputi unit ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang barang jadi + unit dalam proses sediaan akhir. Informasi data kuantitas digunakan untuk menghitung jumlah unit ekuivalen.

(2) Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan
Merupakan jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan dalam suatu departemen, yang mencakup biaya total dan biaya per unit yang diakumulasi dalam departemen tersebut. Biaya yang diakumulasi pada departemen pertama terdiri atas biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja, dan BOP) yang ditambahkan oleh departemen tersebut. Sedangkan, biaya yang diakumulasi pada departemen berikutnya, meliputi :
(a) Biaya yang ditransfer dari departemen sebelumnya
(b) Biaya yang ditambahkan oleh departemen terkait

Biaya yang ditambahkan oleh departemen berikutnya tergantung pada sifat pemrosesan yang dilakukan pada departemen tersebut:
(a) Proses produksi lengkap
Biaya yang ditambahkan berupa biaya bahan baku, tenaga kerja dan BOP .
(b) Proses produksi finishing / menyempurnakan
Biaya yang ditambahkan terdiri atas biaya tenaga kerja dan BOP.

(3) Pertanggungjawaban Biaya
Jumlah biaya pada bagian ini harus sama dengan jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan (bagian kedua laporan). Bagian ini menyajikan informasi pertanggungjawaban biaya yang diakumulasi dalam suatu departemen. Untuk menghitung biaya produk jadi dan biaya produk dalam proses sediaan akhir, maka biaya yang diakumulasi tersebut dialokasikan ke:
(a) Unit produk selesai, dan ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang sediaan barang jadi. Biaya yang dibebankan berupa total biaya per unit (meliputi biaya dari departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja dan BOP)
(b) Unit dalam proses sediaan akhir. Biaya yang dibebankan berupa total biaya per unit dikalikan dengan prosentase penyelesaian unit tersebut.

6. Asumsi Aliran Biaya untuk Penentuan Harga Pokok Proses
Terdapat dua asumsi aliran biaya yang digunakan, yaitu rata-rata dan MPKP/FIFO
a) Metode Rata-rata
Karakteristik metode ini:
(1) Unit dalam proses sediaan awal pemrosesannya dicampur dengan unit masuk proses pada periode tertentu.
(2) Proses produksi menghasilkan unit selesai diproses (untuk ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang produk jadi) dan unit dalam proses sediaan akhir periode. Unit selesai diproses dapat berasal dari unit dalam proses sediaan awal dan unit masuk proses periode tertentu.
(3) Unit ekuivalen adalah produk selesai + produk dalam proses sediaan akhir yang disetarakan dengan produk selesai.
(4) Rumus biaya per unit = biaya unit dalam proses sediaan awal + biaya ditambahkan pada periode tertentu dibagi unit ekuivalen.
Biaya per unit tersebut (no 7) untuk menghitung biaya departemen yang dialokasikan ke unit selesai dan unit dalam proses sediaan akhir.



BIAYA BAHAN BAKU ( RAW MATERIAL COST )



Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang ).
Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan dan lain-lain.

2. Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan yang dibeli

Unsur harga pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan biaya angkut merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku sedangkan biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya akuntansi biaya merupakan unsur yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya harga pokok bahan baku yang dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok sebagai akibatnya biaya penyiapan bahan baku diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik.

3. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi

3.A. Metode pencatatan bahan baku
Ada macam metode pencatatan bahan baku, yaitu:

3.A.1 Metode Fisik (Fhysical Inventory Method )
Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat sedang mutasi berkurangnya bahan tidak dicatat untuk mengetahui bahan baku yang diperoleh , harus menghitung persediaan bahan baku digudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok persediaan akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai selama periode akuntansi.

3.A.2. Metode Mutasi Persediaan ( Perpetual Inventory Method)
Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian dicatat dalam kolom Beli di kartu persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di kartu persediaan dan jumlah bahan yang tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom sisa di kartu persediaan.

3.B. Metode Penilaian Bahan Baku
Ada beberapa metode penilaian terhadap bahan baku diantaranya :

3.B.1. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo)
Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk kegudang bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk kegudang bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang pertama kali disusul harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali ,disusul harga perolehan persatuan yang masuk berikutnya.

3.B.2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method)
Pada metode ini dengan pencatatan fisik menghitung rata-rata harga perolehan persatuan bahan sebagai berikut:

(X1 x P1) + (X2 x P2) +.......+(Xn x Pn)
Harga perolehan Rata = ------------------------------------------
rata persatuan X1+X2+......+XN

Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan bahan dan ada

3.B.3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo)
Metode ini berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk ,disusul dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.

3.B.4. Metode Persediaan Dasar
Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa persediaan minimum atas bahan harus dimiliki perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. Pada umumnya metode persediaan dasar menggunakan metode Lifo .


4. Analisis Selisih Bahan Baku ( Raw material variance)

Dalam memgendalikan dan mengawasi biaya banyak perusahaaan menggunakan Biaya standar (standard cost) yaitu menetapkan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan per satuan produk , jadi perusahaan akan membuat perencanaan biaya dan pada akhir periode akan diketahui biaya yang sebenarnya terjadi dan biasanya jarang sekali pengeluaran sesungguhnya sama dengan standar dan perbedaan ini disebut selisih (Variances).

Selisih Bahan Baku = Biaya Bahan Baku Sesungguhnya - Biaya Bahan Baku Standar

Selisih bahan baku ini dapat dianalisis dalam:

A) Selisih Harga Bahan (raw material price – variance)
Selisih harga bahan disebabkan karena pengeluaran untuk biaya bahan harga persatuannya tidak sama dengan standar

Selisih Harga = Harga Bahan Standar - Harga bahan - x Jumlah sesungguhnya
per satuan per satuan dibeli/digunakan
sesungguhnya



B) Selisih Pemakaian Bahan
Perbedaan yang disebabkan oleh karena pemakaian bahan menurut standar tidak sama dengan sesungguhnya.

Selisih Pemakaian = Pemakaian bahan - Pemakaian bahan x Harga bahanstandar
Bahan standar sesungguhnya persatuan bahan





INVENTORY



.1 DEFINISI INVENTORY
Definisi persediaan bagi perusahaan dagang adalah barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan.
Bagi perusahaan manufaktur, persediaan adalah bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.

1.2 PENGARUH KESALAHAN INVENTORY TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Kesalahan dalam persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi, oleh karena itu persediaan merupakan mixed account. Misalnya, kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan akan mengakibatkan kekeliruan persediaan akhir, aktiva lancar dan total aktiva pada neraca.
Disamping itu, kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan akan menimbulkan kekeliruan harga pokok penjualan(CGS), gross profit dan net income pada laporan laba rugi.
Dan akhirnya, ekuitas pemilik juga akan salah. Kesalahan ekuitas pemilik akan setara dengan kesalahan persediaan akhir, aktiva lancar dan total aktiva.
Contoh :
Berdasarkan perhitungan fisik persediaan pada tanggal 30 Desember 2002, Sapra Company secara tidak sengaja salah mencatat persediaan fisik sebesar Rp 115.000.000, seharusnya Rp 125.000.000. Akibatnya , persediaan barang dagang, current assets dan total assets yang dilaporkan dalam balance sheet per 31 Desember 2002 dinyatakan terlalu rendah Rp 10.000.000 (understated). Sebaliknya CGS dinyatakan terlalu tinggi (overstated) dan gross profit dan net income terlalu rendah , semuanya sebesar Rp 10.000.000, seperti yang dijelaskan berikut ini :
Balance Sheet Income Statement
Merchandise Inventory 10 juta understated CGS/CMS 10 jt overstated
Current Assets 10 juta understated Gross Profit 10 jt understated
Total Assets 10 juta understated Net Income 10 jt understated
Owner’s Equity 10 juta understated.
Jika kesalahan perhitungan persediaan sebesar Rp 10.000.000 terlalu tinggi, maka akibat kesalahannya kebalikan dari semua yang telah dijelaskan diatas.
1.3 Pengendalian Internal atas Persediaan
Biaya atau harga pokok merupakan pos yang signifikan dalam laporan keuangan banyak perusahaan. Apa yang dimaksud dengan istilah persediaan?
Persediaan (inventory) adalah :
Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan
Dan Bahan baku yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan proses produksi.
Materi dalam modul ini akan berfokus pada persediaan barang dagang saja.
Harga pokok persediaan barang dagang adalah harga beli dikurangi diskon pembelian (jika ada). Biaya-biaya ini merupakan bagian terbesar dari biaya persediaan. Persediaan barang dagang juga mengandung biaya-biaya lain seperti transportasi, cukai impor, dan biaya asuransi atas kehilangan dalam perjalanan.
Dua tujuan dari pengendalian internal persediaan adalah mengamankan persediaan dan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan. Pengendalian internal ini bisa bersifat preventif maupun detektif. Pengendalian preventif dirancang untuk mencegah kesalahan atau kekeliruan pencatatan. Pengendalian detektif ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang telah terjadi.
Pengendalian persediaan harus dimulai segera setelah persediaan diterima. Laporan penerimaan yang belum diberi nomor harus diisi oleh departemen penerimaan perusahaan dalam rangka menetapkan tanggung jawab. Untuk memastikan bahwa persediaan yang diterima sesuai dengan yang dipesan, setiap laporan penerimaan harus dicocokkan dengan pesanan pembelian. Begitu juga, harus yang tertera dalam pesanan pembelian harus dibandingkan dengan harga yang tertera dalam faktur yang dikirimkan oleh pemasok. Setelah laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan faktur pemasok dicocokkan, perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha yang terkait dalam catatan akuntansi.
Pengendalian untuk melindungi persediaan melibatkan pembentukan dan penggunaan tenaga keamanan untuk mencegah kerusakan persediaan atau pencurian oleh karyawan. Sebagai contoh, persediaan harus disimpan dalam gudang atau area lain yang aksesnya dibatasi pada karyawan tertentu saja. Pengeluaran barang dari gudang harus dikontrol dengan menggunakan formulir permintaan barang, yang harus disahkan oleh petugas yang berwenang. Area penyimpanan juga harus aman dari cuaca, misalnya, panas atau dingin, yang bisa merusak persediaan. Selain itu, jika perusahaan tidak beroperasi atau tidak buka, area penyimpanan harus dikunci.
Pemakaian sistem persediaan perpetual juga menyediakan cara yang efektif untuk mengendalikan persediaan. Jumlah setiap jenis barang dagang selalu tersedia dalam buku besar pembantu persediaan (inventory ledger). Di samping itu , buku besar pembantu bisa membantu menentukan kuantitas persediaan yang tepat.
Untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, perusahaan dagang harus melakukan hitung fisik persediaan (physical inventory). Dalam sistem persediaan perpetual, persediaan fisik dibandingkan dengan catatan persediaan dalam rangka menentukan besarnya penciutan atau kekurangan. Jika penciutan persediaan sangat tajam dan tidak biasa, manajemen dapat melakukan penyelidikan lebih lanjut dan mengambil tindakan korektif apapun yang diperlukan. Mengetahui akan dilakukannya perhitungan fisik persediaan juga membantu mencegah karyawan mencuri atau menggelapkan persediaan.

1.4 ASUMSI – ASUMSI ARUS COST INVENTORY
Ada tiga asumsi arus cost yang digunakan dalam bisnis, masing-masing asumsi ini diidentifikasikan dengan metode kalkulasi cost persediaan, seperti yang diperlihatkan dibawah ini :
Asumsi arus cost Metode Kalkulasi Cost Persediaan
1. Arus cost searah dengan urutan terjadinya cost 1. F I F O
2. Arus cost berbalik arah dengan urutan terjadinya
cost. 2. L I F O
3. Arus cost adalah rata-rata dari cost yang telah
terjadi 3. Average
Jika perusahaan menggunakan metode FIFO ------- persediaan akhir terdiri dari cost paling belakang,
Jika perusahaan menggunakan metode LIFO --------- persediaan akhir terdiri dari cost paling awal.
Jika perusahaan menggunakan metode average --------- unit cost dalam persediaan adalah rata-rata dari cost pembelian.


Masalah akuntansi yang penting muncul jika unit-unit barang dagang sejenis dibeli dengan harga yang berbeda-beda selama suatu periode. Dalam kasus semacam itu, pada saat barang dagang dijual, perusahaan perlu menentukan biaya per unit agar ayat jurnal akuntansi yang tepat dapat dibuat. Sebagai contoh; asumsikan bahwa 3 unit item x yang identik dibeli selama bulan Mei dengan harga sebagai berikut:
Item X Unit Biaya/Harga Pokok
10 Mei Pembelian 1 $ 9
18 Mei Pembelian 1 $ 13
24 Mei Pembelian 1 $ 14
---------------- ------------------
Total 3 $ 36
Biaya rata-rata per unit $ 12
Asumsikan bahwa satu unit dijual pada tanggal 30 Mei seharga $ 20. Jika unit ini dapat diidentifikasi dengan pembelian khusus, maka metode identifikasi khusus (specific identification method) dapat digunakan untuk menentukan biaya dari unit yang dijual. Sebagai contoh, jika unit yang dijual adalah unit yang dibeli tanggal 18 Mei, maka biaya yang dibebankan ke unit tersebut adalah $ 13 dan laba kotornya adalah $ 7 ( $ 20 - $ 13). Namun, jika unit yang terjual ternyata adalah unit yang dibeli pada tanggal 10 Mei, maka harga pokok dari unit yang terjual adalah $ 9 dan laba kotor adalah $ 11 ( $ 20 - $ 9).
Metode identifikasi khusus tidaklah praktis kecuali masing-masing unit dapat diidentifikasi secara akurat. Dealer mobil misalnya mungkin bisa menggunakan metode ini karena setiap mobil mempunyai nomor seri yang unik. Akan tetapi, bagi banyak perusahaan unit-unit yang identik tidak dapat diidentifikasi secara terpisah, dan arus biaya diasumsikan. Yaitu, unit mana yang telah dijual dan unit mana yang masih dalam persediaan harus diasumsikan.

1.5 SISTEM PENCATATAN INVENTORY
Ada dua sistem pencatatan inventory, yaitu :
Physical Inventory System / Periodical
Dengan sistem ini persediaan dihitung dengan cara menentukan kuantitas setiap jenis barang, dengan melakukan perhitungan fisik persediaan. Perhitungan fisik persediaan dilakukan setiap akhir periode akuntansi.
Perpetual Inventory System
Dengan sistem ini , keluar masuknya persediaan selalu dicatat dalam catatan akuntansi, sehingga jumlah persediaan selalu diketahui setiap saat.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini diperlihatkan perbedaan dari kedua metode diatas, terutama ayat jurnalnya.

Physical Perpetual

Pada saat pembelian
Purchase XX Merchandise Inv. XX
Cash (A/P) XX Cash (A/P) XX

Pada saat penjualan
Cash (A/R) XX Cash (A/R) XX
Sales XX Sales XX
CGS XX
Merch. Inventory XX

1.5 METODE PENENTUAN HARGA POKOK INVENTORY (INVENTORY COSTING METHODS)
Ada tiga metode penentuan harga pokok persediaan , yaitu : FIFO, LIFO, AVERAGE.
Apabila dihubungkan dengan sistem pencatatan persediaan terlihat seperti dibawah ini :
Physical Inventory System



FIRST IN FIRST OUT (FIFO) LAST IN FIRST OUT (LIFO)

AVERAGE COST METHOD WEIGHTED AVERAGE

Perpetual Inventory System



FIRST IN FIRST OUT (FIFO) LAST IN FIRST OUT (LIFO)

AVERAGE COST METHOD MOVING AVERAGE


1.6 METODE KALKULASI COST INVENTORY MENURUT SISTEM PERIODIK
FIFO
Menurut metode FIFO, ending inventory dinilai berdasarkan cost terakhir.
Misal : dibawah ini disajikan data-data yang berhubungan dengan inventory :
1 Jan Inventory 200 units @ Rp 9.000 Rp 1.800.000
10 Mart Purchase 300 units @ Rp 10.000 Rp 3.000.000
21 September Purchase 400 units @ Rp 11.000 Rp 4.400.000
18 Nov Purchase 100 units @ Rp 12.000 Rp 1.200.000
Available for sale 1000 units Rp 10.400.000
==== ==========
Perhitungan fisik pada tanggal 31 Desember memperlihatkan bahwa :
Terjual (sales) 700 unit
Ending Inventory 300 unit
Harga Pokok dari 700 unit yang telah terjual ditentukan sebagai berikut :
Cost awal 1 Jan 200 unit @ Rp 9.000 =Rp 1.800.000
Purc. 10 Mart 300 @ Rp 10.000 =Rp 3.000.000
Purc.21 September 200 @ Rp 11.000 =Rp 2.200.000
CGS 700 Rp 7.000.000
Ending Inventory per 31 Desember dihitung sbb :
Available for sale Rp 10.400.000
CGS Rp 7.000.000
Ending Inventory Rp 3.400.000
Ending Inventory tersebut juga merupakan perhitungan dari cost terakhir yaitu :
18 Nov Purc. 100 unit @ Rp 12.000. Rp 1.200.000
21 September Purc. 200 unit @ Rp 11.000 Rp 2.200.000
Ending Inventory Rp 3.400.000

LIFO
Menurut metode LIFO, ending inventory dinilai berdasarkan cost awal pembelian.
Berdasarkan contoh di atas, maka CGS 700 unit dapat dihitung sbb :
18 Nov 100 unit @ Rp 12.000 Rp 1.200.000
21 September 400 unit @ Rp 11.000 Rp 4.400.000
10 Mart 200 unit @ Rp 10.000 Rp 2.000.000
CGS 700 unit Rp 7.600.000
Ending Inventory per 31 Desember dihitung sbb :
Available for sale Rp 10.400.000
CGS Rp 7.600.000
Ending Inventory Rp 2.800.000
Ending Inventory tersebut juga merupakan perhitungan dari cost terakhir yaitu :
1 Jan 200 unit @ Rp 9.000. Rp 1.800.000
10 Mart Purc. 100 unit @ Rp 10.000 Rp 1.000.000
Ending Inventory Rp 2.800.000

AVERAGE COST METHOD (WEIGHTED AVERAGE)
Cost per unit persediaan dihitung dengan rumus sbb :
Average Cost per unit = Total Cost
Total Unit
Dari contoh diatas rata-rata cost persediaan dan persediaan akhir dapat dihitung sbb :
Average unit cost : Rp 10.400.000 : 1.000 unit = Rp 10.400
Ending Inventory : 300 unit @ Rp 10.400 = Rp 3.120.000
CGS : 700 unit @ Rp 10.400 = Rp 7.280.000

1.7 PERBANDINGAN FIFO, LIFO, AVERAGE
FIFO LIFO AVERAGE
Available for sale 10.400.000 10.400.000 10.400.000
Ending Inventory 3.400.000 2.800.000 3.120.000
CGS 7.000.000 7.600.000 7.280.000
======= ======= =======

Metode Kalkulasi Biaya Persediaan menurut Sistem Persediaan Perpetual
Dalam sistem persediaan perpetual, semua kenaikan dan penurunan barang dagang dicatat dengan cara yang sama seperti mencatat kenaikan dan penurunan kas. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan stok pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan mendebit persediaan Barang Dagang dan mengkredit Kas atau Utang Usaha. Pada tanggal penjualan, Harga Pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit Harga Pokok Penjualan dan mengkredit Persediaan Barang Dagang.
Seperti telah dibahas sebelumnya, pada saat unit-unit item yang identik dibeli dengan harga yang berbeda-beda sepanjang suatu periode, perusahaan harus membuat asumsi arus biaya. Dalam hal ini, digunakan metode FIFO, LIFO atau biaya rata-rata.


DAFTAR PUSTAKA :
Warren Reeve Fees, Accounting, 20th editions, South-Western : Thompson Learnin, 2002.
Horngren dkk, Accounting, 5 th editions, New Jersey : Prentice Hall Int,Inc,2002.



Jumat, 07 Oktober 2011

PEREKONOMIAN INDONESIA DAN PELAKUNYA



Sifat manajemen produksi perusahaan multinasional dalam banyak hal serupa dengan sifat pada perusahaan domestik. Keduanya berkaitan dengan penggunaan secara efisien dari faktor produksi seperti misalnya tenaga kerja dan modal, dan cara peningkatan produktivitas melalui pengurangan biaya. Dengan meningkatnya persaingan global, para manajemen perusahaan internasional maupun domestik mencari cara memperkecil biaya sambil menyempurnakan produk-produk mereka agar tetap dapat bersaing. Solusinya adalah dengan melakukan Outsourcing. Outsourcing, adalah menggunakan sumber daya dari luar, yaitu dengan menyewa orang atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan inti, daripada mengerjakannya sendiri di dalam perusahaan.

Penggunaan sumber daya secara global dan Permasalahannya
Meskipun alasan utama menggunakan sumber secara global adalah untuk memperoleh harga yang lebih rendah, namun ada alasan-alasan lain.
Alasannya:
harga lebih rendah dari sumber-sumber luar negeri
produk-produk tertentu yang dibutuhkan perusahaan tidak tersedia secara lokal dan harus diimpor
sikap dan operasi perusahaan di seluruh dunia
teknologi maju yang dapat diperoleh dari sumber-sumber luar negeri
produk-produk berkualitas lebih tinggi yang dapat diperoleh dari sumber-sumber luar negeri
Karena alasan utama perusahaan-perusahaan multinasional melakukan pembelian bahan-bahan di luar negeri adalah harga yang lebih rendah, kadang mereka terkejut karena apa yang tampaknya merupakan harga yang lebih rendah ternyata menjadi lebih mahal karena adanya biaya-biaya tambahan. Pembeli harus memahami syarat-syarat penjualan seperti angkutan internasional, asuransi, dan pengepakan internasional dapat menambahkan sebanyak 10 sampai 12% terhadap harga yang diperhitungkan, bergantung pada syarat-syarat penjualan yang digunakan. Daftar biaya-biaya impor tersebut selain angkutan, asuransi, dan pengepakan internasional adalah bea masuk, biaya letter of credit, biaya-biaya perjalanan dan komunikasi, dan biaya lain-lain.
Permasalahan lain dalam pengadaan sumber global adalah suatu kerugian yang seharusnya tidak dihadapi importir adalah peningkatan harga karena mata uang di dalam negeri telah menurun nilainya sebagai akibat fluktuasi kurs. Misalnya jika importir Amerika Serikat meminta eksportir untuk menghitung harga-harga dalam dollar, importir tersebut tidak memiliki resiko nilai tukar mata uang. Akan tetapi, jika perusahaan itu mempunyai volume impor yang besar dan dollar yang tidak stabil, manajemen mungkin menginginkan suatu perhitungan harga dalam mata uang asing. Dalam hal itu, kepala bagian keuangan perusahaan impor kemungkinan akan melindungi perusahaannya dari resiko nilai tukar dengan menggunakan teknik-teknik hedging (alih resiko). Hedging adalah suatu kesepakatan pada saat ini untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing yang akan diterima atau dibayarkan pada masa yang akan datang pada suatu nilai tukar yang disepakati pada saat ini.

Kurva Pengalaman
Segi penting dari manajemen produksi modern adalah konsep kurva pengalaman. Kurva pengalaman merupakan hubungan antara akumulasi produksi dan biaya manufaktur unit. Hubungan ini pertama kali diamati oleh Boston Consulting Group. Ditemukan bahwa banyak perusahaan besar biaya unit turun dengan 5 sampai 30 persen dengan setiap kelipatan akumulasi produksi. Penurunan biaya berasal dari skala ekonomi. Skala ekonomi adalah penurunan biaya yang dihasilkan dari peningkatan produksi suatu produk.

Kurva pengalaman mempunyai beberapa impilikasi untuk bisnis internasional:
Jika MNE gagal mendapatkan penurunan biaya, kemungkinan MNE tersebut akan ketinggalan dengan pesaingnya dalam memanfaatkan efek kurva pengalaman.
Bila MNE tidak tumbuh paling sedikit pada tingkat pertumbuhan yang sama seperti pesaingnya, pesaing itu akan mendapatkan peluang untuk memperoleh penurunan harga melalui efek kurva pengalaman.
Bila penurunan biaya dihasilkan dari peningkatan bagian pasar, MNE dengan bagian pasar yang dominan akan dapat membela dirinya karena rival mereka tidak mendapat penurunan biaya yang lebih besar.
Kurva pengalaman beroperasi sebagai rintangan masuk bagi perusahaan baru.

Teknologi Produksi Maju – Jepang
Sumber utama dari keunggulan Jepang terletak pada penggunaan strategi manufaktur dan produk yang dirancang dengan baik. Strategi mereka didasarkan pada kesempurnaan manufaktur dan produktivitas yang tinggi. Fokusnya adalah pada efisiensi proses, dihubungkan pada perencanaan dan pengendalian produksi.
Agar kompetitif di pasar-pasar dunia, perusahaan-perusahaan Jepang harus menyediakan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga yang murah. Dalam memeriksa komponen-komponen biaya mereka, para manajer Jepang menyadari bahwa semua perusahaan mengetahui biaya persediaan adalah faktor utama. Menghilangkan persediaan akan menurunkan biaya tenaga dengan 40%, misalnya. Sistem ini terkenal dengan istilah JIT (Just-in-time), adalah suatu sistem yang seimbang di mana terdapat sedikit atau tidak ada persediaan barang setengah jadi dan barang jadi yang tertunda dan menganggur.

Namun untuk beroperasi tanpa persediaan, ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi:
Komponen-komponen baik yang dibeli dari pemasok luar maupun yang dibuat di dalam pabrik yang sama haruslah bebas dari kerusakan. Jika tidak maka lini produksi harus ditutup sementara para pekerja di semua operasi berikutnya menunggu masukan yang dapat digunakan.
Suku cadang dan komponen-komponen harus diserahkan ke tiap titik dalam proses produksi pada waktu diperlukan, karena itu disebut JIT (just in time).
Untuk mengurangi persediaan barang jadi dan tetap merespons dengan cepat pesanan pelanggan, para pabrikan perlu membentuk unit-unit produksi yang fleksibel, yang memerlukan waktu persiapan yang cepat
Perlu mengurangi waktu pemrosesan.Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah memperpendek waktu untuk mengangkut barang setengah jadi dari satu operasi ke operasi berikutnya.Perusahaan-perusahaan Jepang mengelompokkan mesin-mesin menurut aliran kerja dari sebuah produk tunggal yang ternyata mengurangi ongkos angkut.
Pabrikasi yang fleksibel memungkinkan perubahan-perubahan produk dilakukan dengan cepat, tetapi tiap perubahan dalam lini produksi masih memerlukan biaya. Karenanya, para pabrikan menyederhanakan lini-lini produk dan merancang produk-produk tersebut untuk menggunakan sebanyak mungkin komponen yang sama.
Agar JIT berhasil, para pabrikan harus memperoleh kerjasama dari para pemasok mereka. Perusahaan-perusahaan Jepang menggunakan pemasok yang lebih sedikit dibanding perusahaan Amerika Serikat dan perusahaan Jepang berusaha memantapkan hubungan yang erat dengan pemasok mereka, termasuk memanggil pemasok selama desain produk.
Untuk menurunkan biaya, meningkatkan kualitas, dan mempersingkat waktu produksi, manajemen Jepang membutuhkan para desiner produk, manajer-manajer produksi, orang-orang pembelian, dan para pemasar untuk bekerja sebagai sebuah tim
Dengan menghimpun orang-orang ini memungkinkan para pemasok untuk menyarankan pemakaian komponen standar dengan biaya rendah yang mereka produksi secara reguler, pabrikasi untuk menunjukkan kapan perubahan sebuah perubahan desain dapat menyederhanakan proses produksi, dan pemasaran untuk menyumbangkan informasi dari sudut pelanggan, semuanya sebelum produk pertama diproduksi.
Untuk meningkatkan kualitas, para manajer Jepang harus menggunakan pendekatan hubungan antar manusia yang berbeda dari pendekatan yang lazim seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Setiap orang, dari manajemen puncak sampai kepada para pekerja, harus memiliki komitmen terhadap kualitas. Melibatkan pekerja tidaklah terlalu sulit karena praktik pekerjaan seumur hidup orang Jepang dan manfaat sosial yang ditawarkan perusahaan-perusahaan Jepang kepada karyawannya.

Permasalahan dalam sistem Just in Time Jepang
Banyak pabrikan Amerika berbondong-bondong ke Jepang untuk mempelajari “keajaiban” just in time dan secara keliru telah meniru hanya sebagian daripadanya: fokus yang sempit pada penjadwalan persediaan barang-barang, yang disebut oleh sebagian orang “JIT kecil”. Mereka gagal untuk mengetahui bahwa yang penting adalah “JIT besar”, yaitu sistem total yang mencakup manajemen orang, bahan, dan hubungan dengan para pemasok. Selain itu banyak orang tidak memahami bahwa JIT termasuk TQM (Total Quality Management), dimana penyempurnaan yang terus-menerus merupakan bagian yang integral.
Kesulitan lain ialah perbedaan sikap (sebuah kekuatan cultural) antara para manajer Jepang dan Barat. Para manajer dan serikat buruh Amerika masih menilai tinggi spesialisasi fungsi-fungsi pekerja berdsasarkan sistem manajemen ilmiah dari Taylor. Sistem ini bertentangan dengan prinsip-prinsip lingkaran mutu: (1) pengambilan keputusan partisipatif dan (2) kapabilitas pemecahan masalah dari pekerja. Para manajer Amerika, yang menekan untuk memperoleh hasil cepat, merasa kecewa ketika lingkaran mutu tidak menawarkan solusi yang segera untuk penyempurnaan. Praktik tidak menjamin pekerjaan dalam jangka panjang juga membuat lebih sulit untuk memperoleh kesetiaan perusahaan kepada JIT.


Teknologi Produksi Maju – Amerika Serikat
Para pakar produksi AS juga menyadari bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam JIT sendiri
JIT terbatas pada operasi-operasi yang memproduksi komponen-komponen yang sama berulang-ulang karena merupakan sistem yang seimbang, yaitu operasi-operasi yang dirancang untuk memproduksi jumlah komponen yang sama
Karena JIT adalah sistem yang seimbang, jika sebuah operasi berhenti, maka keseluruhan lini produksi berhenti – tidak ada persediaan untuk menjaga operasi berikutnya berjalan
Mencapai sebuah sistem yang seimbang adalah sulit karena kapasitas produksi berbeda-beda di antara golongan mesin-mesin.
JIT memerlukan pemeliharaan preventif terhadap kerusakan-kerusakan mesin, karena kerusakan mesin yang tiba-tiba akan menghentikan keseluruhan proses produksi.
Banyak teknik coba-coba yang diperlukan untuk memberlakukan sistem itu
Permasalahan-permasalahan dalam JIT, terutama lamanya waktu yang diperlukan untuk pemasangannya di dalam sebuah sitem pabrikasi, menyebabkan sebagian perusahaan Amerika menyadari bahwa diperlukan sesuatu yang lain untuk membantu mereka memperoleh bagian pasar yang terlepas kepada Jepang. Banyak yang beralih ke pabrikasi sinkronI (synchronous manufacturing), juga disebut teori kendala (theory of constraints – TOC), sistem kendali penjadwalan dan pabrikasi yang berusaha menentukan letak dan kemudian mengurangi atau meminimalkan sesuatu kendala untuk memperbesar keluaran produksi, seperti mesin, orang, peralatan, dan sarana. Keluaran sistem tersebut ditetapkan pada keluaran operasi yang paling lambat (bottleneck) yang sedang bekerja dengan kapasitas penuh.

Sebuah program komputer yang dikembangkan oleh Dr. Goldtratt, berasal dari TOC menjadwalkan pekerjaan, mempertimbangkan operasi-operasi bottleneck dan nonbottleneck. Ini membuat penjadwalan jauh lebih cepat karena jadwal-jadwal produksi dan simulasi dapat dilakukan pada komputer ketimbang harus dicapai dengan jadwal melalui coba-coba, seperti yang diperlukan pada JIT. Juga, sekali suatu bottleneck ditemukan, manajer operasi dapat mengmengkonsentrasikan diri pada peningkatan tingkat produksi dari proses itu. Pabrikasi sinkron bertujuan untuk menyeimbangkan aliran produk melalui sistem, yang meninggalkan tingkat-tingkat keluaran berbagai operasi tidak seimbang.


Bahan pertimbangan dalam membuat kebijaksanaan mengenai lapangan kerja

Status Sosial
Ada masyarakat yang menentukan status seseorang berdasarkan kasta atau kelompok sosial dimana ia dilahirkan. India adalah salah satu contoh yang masih mempertahankan sistem kasta, walaupun masih sering terjadi pertikaian antar kelompok yang berakibat pembunuhan atau pembakaran rumah. Pertikaian ini biasanya antara kelompok atas dengan kelompok atau kasta bawah yang oleh Mahatma Gandhi disebut sebagai anak-anak Tuhan. Oleh karena itu calon majikan harus berhati-hati apabila mempekerjakan orang-orang Hindu dari kasta atas dengan orang-orang harian kasta bawah dalam satu kelompok kerja.
Di Jepang masih ada kasta yang terbentuk pada abad ke 17. Pada saat rezim feodal Togugawa yang berkuasa membakukan kelompok masyarakat. Kelompok tertinggi untuk tentara dan administrator disebut Samurai. Kelompok berikutnya yaitu petani, pengrajin, dan mekanik. Sedangkan kelompok terendah yaitu mereka yang dianggap sebagai pekerja kasar seperti jagal dan kuli.

Gender
Tingkat kebebasan wanita dan tanggapan wanita pada kekuatan buruh di AS dan Eropa Barat pada umumnya lebih baik daripada di negara lain. Di Iran kaum wanita telah melangkah keluar tradisinya. Namun pada saat pergantian Shah, kaum wanita diperintahkan untuk kembali ke tradisi semula sebagai seorang wanita, baik cara berpakaian maupun kegiatan lainnya.
Majikan harus mempertimbangkan sikap terhadap jenis kelamin di lingkungan masyarakat di mana ia berada. Kaum wanita di AS mendapatkan tanggapan positif di dunia bisnis maupun profesi lainnya dan keberadaan wanita di sektor ini dapat menguntungkan dunia usaha. Tetapi terdapat banyak negara di mana ketentuan adat,perilaku atau agama kurang mendukung kaum wanita dalam profesi dan bisnis.

Bagaimanakah wanita di komisi PBB dan Uni Eropa? Dari 136 jabatan Kepala Sekretariat atau Kepala Badan di badan dunia PBB, hanya ada satu orang perempuan yang menduduki jabatan tersebut. Pada organisasi Uni Eropa terdapat 30 jabatan untuk Direktur Jenderal, namun hanya satu jabatan yang diduduki oleh wanita. Walaupun Komisi Uni Eropa mempublikasikan persamaan kesepakatan untuk menduduki suatu jabatan, namun pada kenyataannya posisi tertinggi yang diduduki wanita hanya sebagai Sekretaris atau asisten eksekutif.

Ras
Konflik rasial dan diskriminasi terjadi di seluruh belahan dunia. Konflik perbedaan warna kulit, terjadi di Amerika, Afrika Selatan, dan Inggris. Selain itu di Afrika terjadi konflik rasial antara orang Arab, India dan Pakistan melawan orang kulit hitam Afrika.
Warga keturunan Korea di Jepang juga mendapat perlakuan diskriminasi dalam hal penundaan menjadi warga negara Jepang. Warga Jepang keturunan Korea kemudian mendapat perhatian dan tidak dianggap sebagai pekerja asing, 80% lebih warga keturunan Korea menikah dengan orang Jepang dan anak-anak mereka otomatis menjadi warga negara Jepang. Selain itu kelompok kulit hitam juga melakukan diskriminasi terhadap suku lain seperti yang terjadi di Uganda dengan melakukan penjarahan kekayaan orang-orang keturunan India dan Pakistan.


Ketiga Toyota memperkenalkan Toyopet, yang dilaksanakan adalah sekedar penjualan. Tetapi daya, tahapan pengambilalian pasar, dan tahap pengembangan, Toyota bergerak cepat ke cara berpikir pemasaran. Jepang mulai menyempurnakan falsafat dan teknik pemasaran mereka dengan hebat. Sementara itu Detroit gagal menyadari perbedaan antara menjual dan memasarkan. Baru pada tahun 1974 itu, ketika Jepang telah meraih bagian pasar yang mengkhawatirkan, Richard Gersetenberg, yang kemudiaan menjadi pemimpin General Motors, ‘Kami menghadapi pekerjaan yang urusannya dengan agen adalah menjualnya kepada para pelanggan.’
Hukuman untuk sikap ini sungguh keras. Henry Ford II memperkirakan bahwa “untuk setiap 1 persen penetrasi impor ada 20.000 pekerjaan yang berkurang di Amerika Serikat”. Ironi yang menyedihkan adalah bahwa Jepang mulai dengan teknik – teknik Amerika sesudah perang dunia II dan berkembang dengan cepat, sementara Detroit masih berdiri.
Tidak adanya aktifitas tadi menyumbang besar untuk keberhasilan Jepang. Bahkan ketika para pembuat mobil Detroit memberikan reaksi, upaya mereka tidak direncanakan dengan baik. Pengenalan model – model Ford justru cenderung untuk menyapu model – modelnya sendiri daripada memukul impor Jepang. Sebagaimana yang diobservasikan Newsweek dalam tahun 1971 “Pinto sedang mengunyah – kunyah Maverick, sebagaimana Maverick melalap Mustang”. Ketika GM memperkenalkan mobil subkompaknya sendiri Vega, mobil itu amat rendah mutunya dan tidak cocok dengan spesifikasi yang diumumkan, yang dianggap perlu oleh perusahaan untuk bersaing dengan model – model Jepang.
Para pemasar Jepang terus menerus memakai waktunya untuk menyempurnakan strategi pemasaran mereka. Mereka menekankan pemasaran pasar dan pasar sasaran; mutu produk dan inovasi; penetapan harga sesuai dengan nilai yang diharapkan; pemilihan agen yang seksama dan motivasinya; periklanan yang deras dan terarah.
Tema-tema pemasaran ini dikejar dalam konteks dari, dan dalam konfigurasi dengan, suatu himpunan pemikiran strategis yang lebih luas, yang dikembangkan di Jepang selama periode beberapa ratus tahun. Pemikiran strategi Jepang sangat dipengaruhi oleh The book of five rings, ditulis tahun 1645 oleh Mayamoto Mussahi, seorang jago perang Samurai yang masyur. Buku Musashi menekankan sangat pentingnya mengambil inisiatif dan merintangi musuh disetiap sudut. Ia menekankan tunggalnua tujuan, memukul lawan tanpa kesakitan sampai ia tidak lagi merupakan ancaman dan memahami musuh sampai pada titik pemikiran seperti dirinya.
Pertimbangan resep strategis yang khas Musashi, berjudul “lukailah sudut-sudut”
Sukarlah untuk menggerakan barang - barang yang kuar dengan mendorongnya secara langsung. Maka kamu harus “melukai sudut – sudutnya”. Dalam strategis berskala luas, bermanfaat untuk menyerang sudut-sudut kekuatan musuh. Kalau sudut – sudut pojok itu sudah terkalahkan, jiwa seluruh tubuh itu juga akan dikalahkan. Untuk mengalahkan musuh kami harus meneruskan dengan serangan, bila sudut pojok sudah jatuh.

Perusahaan–perusahaan mobil Jepang dalam teknik memasuki pasar mempergunakan prinsip ini. Tekanan Jepang yang konstan di setiap unsur bauran pemasaran “melukai sudut-sudut pojok” dari para pembikin mobil Amerika Serikat. Namun bagi Musashi, tujuan strategis adalah untuk membinasakan musuh.
Kalau musuh kurang terampil dari seseorang, kalau iramanya sudah tidak teratur, atau kalau ia sudah bersikap menghindari atau mundur, kita harus seketika itu juga membinasakannya. Hal utama adalah jangan membiarkan musuh memulihkan kedudukannya, kalau pun hanya sedikit saja. Kamu harus meneliti hal ini sedalam – dalamnya.

Satu–satunya cara untuk ‘membinasakan’ musuh adalah dengan serangan langsung. Semangat dan kekuatan musuh yang luar biasa dan dapat dengan sabar dilunturkan dengan memata-matainya dan serangan – serangan semu – yaitu “melukai pojokan”. Meskipun begitu, objek strategis tidak tercapai tanpa dengan memuncak pada serangan langsung. Jepang belum mencapai tujuan ini di pasaran Amerika Serikat, tetapi mereka sejumlah besar industri lain, seperti yang akan kita lihat nanti.
Sebagai para perencana strategis yang ulung, Jepang mengarahkan upaya pemasarannya tidak pada di mana ada persaingan, melainkan di tempat yang mereka perkirakan sebagai arena pertempuran kompetitif di masa depan.
Tindakan ini sangat berhasil melawan pendirian banyak perusahaan Amerika yang pada dasarnya bersikap defensif dan berjangka pendek. Agar tidak terperangkap lebih jauh lagi oleh serangan-serangan yang menusuk dan menelikung, perusahaan – perusahaan Amerika harus mengembangkan strategis yang berlingkup lebih lama, didasarkan pada posisi menyerang bila menghadapi para pesaing mereka.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites