Jumat, 04 Mei 2012

10 Ways to Become Productive Entrepreneur

Banyak cara yang dilakukan agar bisa menjadi pengusaha sukses. Salah satunya, dengan menjadi productive entrepreneur. Bagaimana caranya? Menjadi pengusaha, tentu banyak tantangannya. Sebab, kompetisi makin ketat, permintaan makin beraneka ragam, dan posisi pelanggan kini sudah semakin setara dengan produsen. Kemajuan teknologi informasi turut menjadikan persaingan semakin sengit. Bagi yang tahan banting, barangkali dengan persaingan justru semakin matang. Namun, bagi yang tidak siap, siap-siap saja mengalami kejatuhan. Lantas, apa yang harus dilakukan di tengah situasi yang serba menantang itu? Kuncinya, menjadi seorang productive entrepreneur atau pengusaha yang produktif.Dengan cara itu, efisiensi dan efektivitas akan bisa ditingkatkan. Apa saja yang harus dilakukan agar kita bisa menjadi seorang productive entrepreneur? Berikut tips yang disarikan dari Inc.com. Semoga bisa menginspirasi kita semua agar bisa memaksimalkan semua daya dan upaya: •Lewatkan meeting kurang penting. Meeting hanya menghabiskan waktu jika tidak terjadi kesepakatan. Ada banyak cara untuk berkomunikasi yang lebih efektif berkat kemajuan teknologi. •Ikuti aturan "dua pizza". Tim inti sebuah proyek harusnya kecil saja, yang cukup hanya diberi jatah "dua pizza". Ini adalah upaya membagi kelompok-kelompok kecil untuk menangani isu-isu tertentu yang penting sebelum diangkat ke pertemuan besar. Dengan begitu, komunikasi justru akan berjalan lebih lancar, fokus, dan terarah. •Segera jawab telepon. Sepertinya sepele. Tapi, itulah inti dari komunikasi. Dengan segera mengangkat telepon, komunikasi berjalan lebih lancar. •Organisasikan jadwal keseharian. Danny Meyer, CEO dari Union Square Hospitality Group, menceritakan, bahwa asisten eksekutifnya, selalu membagi e-mail dan memo menjadi empat bagian. "Bagian pertama adalah jadwal saya hari selanjutnya. Bagian kedua adalah hal-hal apa saja yang harus segera mendapatkan jawaban atau tanggapan. Dengan begitu, dia tidak perlu menginterupsi saya untuk menjawab pertanyaan. Bagian ketiga adalah email yang berisi informasi yang harus saya ketahui. Bagian ini adalah bagian yang perlu saya ketahui, tapi tidak menuntut untuk segera diselesaikan. Kemudian, bagian terakhir adalah hal yang harus dikerjakan, namun masih bisa dikerjakan dalam waktu yang lama," sebut Meyer. •Tingkatkan fleksibilitas. Ada banyak kebutuhan yang kita perlukan sebagai pengusaha. Untuk itu, kita perlu lebih fleksibel. Dan, kita pun tak perlu menjadi ahli dari segalanya. Julie Ruvolo, COO dari Solvate, menyebutkan, "Kadang-kadang, menyewa kontraktor atau konsultan akan lebih efisien daripada Anda mengerjakan sendiri segalanya. Lagipula, Anda bisa mendapatkan bantuan ahli yang bisa menyelesaikan masalah tertentu yang sedang Anda hadapi." •Gunakan e-mail untuk menyimpan dokumen. Saat ini, hampir semua orang memiliki email sebagai sarana komunikasi. Dan, hampir setiap hari pula, orang terhubung dengan internet. Karena itu, menyimpan dokumen dalam bentuk e-mail bisa menjadi solusi yang memudahkan untuk berkomunikasi. •Tetap produktif di luar jam kerja. Orang sering mengeluh saat harus lembur. Padahal, pada saat di luar jam kerja, akan muncul banyak hal yang bisa meningkatkan produktivitas kita. Sebab, tanpa beban kerja rutin, kita bisa bebas mengeksplorasi banyak hal yang bisa meningkatkan kemampuan. •Maksimalkan waktu deadline. Kadang, saat memasuki masa tenggat, orang justru terpacu untuk memaksimalkan semua energinya agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Karena itu, masa tenggat ini sebenarnya bisa "dimanfaatkan" untuk meningkatkan performa. Krissi Barr, pendiri Barr Corporate Success menyebutkan, "Jika ada pekerjaan yang bisa selesai dalam satu jam, saya biasa memaksanya untuk selesai dalam 40 menit. Dengan memotong waktu dari yang seharusnya, saya bisa bekerja lebih cepat dan lebih fokus." •Jangan lupakan olahraga. Sebagai pengusaha, akan muncul banyak tekanan. Jika tubuh dan pikiran tidak fit, maka bisa jadi kita akan sakit dan mudah stres. Karena itu, sebagai entrepreneur, olahraga tidak boleh dilupakan. Minimal, setengah jam dalam sehari, itu akan menjadi "doping" yang bisa menjaga kesehatan tubuh. •Hindari multitasking. Memang, bisa melakukan banyak hal sering jadi sesuatu yang menyenangkan. Tapi, tak selamanya. Sebab, otak kita pun ada batasannya. Karena itu, hindari mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan (multitasking). Douglas Merrill, mantan CIO dari Google, mengatakan dengan tegas, "Lakukan satu hal dalam satu waktu, minimalkan kemungkinan perubahan, gunakan otak secara maksimal!" SUMBER tinggalkan komentar

3 Alasan Penting Kenapa Akses Internet harus Ditutup Selama Jam Kantor

Internet pada akhirnya kini telah menjelma menjadi sebuah jagat yang amat meriah dan kaya warna. Ia telah membuka cakrawala pengetahuan baru bagi begitu banyak orang. Ia mungkin juga telah memberikan setangkup nafkah bagi jutaan orang yang dengan tekun mengais rezeki darinya. Namun dibalik penetrasinya yang begitu masif, internet mungkin juga menyisakan sejumlah problem yang amat kelam. Sejumlah studi menunjukkan betapa internet pelan-pelan bisa membuat otak kita kian tumpul. Dan satu lagi : internet juga bisa menjadi alat destruksi yang paling ampuh untuk merusak produktivitas jutaan karyawan di ruang-ruang perkantoran. Tulisan kali ini mau mendedahkan tiga alasan penting kenapa akses internat selayaknya ditutup selama jam kantor. Hingga hari ini, saya melihat masih banyak kantor atau perusahaan di tanah air yang memberikan akses internet tanpa batas kepada karyawannya. Disana sama sekali tidak ada semacam “internet /social media usage guideline and policy” yang diterapkan dengan konsisten dan cerdas. Padahal memberikan akses internet selama jam kantor amat boleh jadi merupakan salah satu keputusan fatal bagi kinerja bisnis/organisasi. Kenapa begitu? Berikut tiga alasannya. Reason # 1 : Bad Bandwith Consumption. Acapkali kita berleha-leha berselancar dalam dunia maya tanpa pernah sadar betapa proses itu memakan konsumsi bandwith yang amat besar (apalagi kalau leha-lehanya sambil mendowload lagu plus nonton video Lady Gaga di youtube). Secara kolektif dan jangka panjang, konsumsi bandwith ini pasti akan mengurangi anggaran departemen IT kantor Anda (sebab unlimited data pasti akan memakan biaya langganan yang lebih mahal). Bukan itu saja. Penggunaan data internet yang berlebihan bisa juga menyebabkan akses untuk jaringan data lain yang lebih penting menjadi lambat. Akses email menjadi error, atau pertukaran jaringan data keuangan menjadi lelet. Ini semua boleh jadi lantaran karyawannya pada sibuk akses internet pada “peak hours” (biasanya jam 9 – 10an pagi). Reason # 2 : Stealing Your Productive Time. Sejumlah studi dan observasi langsung menunjukkan rata-rata karyawan mengalokasikan waktu hingga satu jam per hari untuk akses internet yang acapkali tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan (think about browsing FB, Detiknews, DetikSport or Kaskus, dan lain-lain). Itu artinya, selama sebulan seorang karyawan bisa “mengkorupsi” waktu pekerjaannya hingga 20 jam lebih (1 jam x 20-an hari kerja), atau sama dengan 2,5 hari kerja full. Kalau Anda termasuk kategori rata-rata ini, berarti Anda sejatinya telah “merampas” uang (gaji) kantor/perusahaan selama dua hari secara ilegal. Itu kalau satu hari hanya satu jam browsing, kalau lebih, berarti waktu kerja kantor yang Anda rampas dan korupsi akan lebih banyak lagi. Doh. Reason #3 : Destroying Your Concentration. Kini banyak karyawan kantor yang terjebak bad habit semacam ini : setiap setengah jam selalu tergoda untuk klik internet (entah untuk sekedar ngecek update status, melihat berita bola terbaru, chatting dengan teman di luar sana, atau sekedar melihat comment temannya). Distraksi semacam itu pelan-pelan ternyata merusak konsentrasi Anda untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebuah studi menunjukkan distraksi dan habit semacam itu membuat konsentrasi karyawan terpecah. Dampaknya : bukan saja proses penyelesaian pekerjaan jadi lebih lamban, namun hasilnya juga kurang optimal (sebab ditengah-tengah bikin laporan, pikiran karyawan itu selalu terngiang dengan komen atau status temannya yang baru saja muncul atau dengan berita heboh di detiknews yang baru saja diintipnya). 3 reason diatas sudah lebih dari cukup untuk mendeklarasikan : stop akses internet selama jam kantor. Forever. Karena itu, jika Anda adalah pengelola departemen SDM, segera lakukan meeting dengan departemen IT Anda, dan susun kebijakan untuk menghentikan akses internet selama jam kantor. Hanya email kantor yang boleh digunakan. Dan hanya pihak-pihak tertentu yang boleh akses internet (misal departemen purchasing yang memang butuh informasi pembelian barang secara online; atau pihak keuangan yang melakukan transaksi online banking). Selebihnya : stop. Tentu akan banyak karyawan yang protes : Wah jangan halangi kami untuk mendapatkan pengetahuan dong; wah, wawasan kami akan jadi mandek dong kalau dilarang akses internet; dan blah – blah – blah lainnya. Untuk yang protes semacam itu, jawabannya simple : mas, ini kantor untuk kerja mas, bukan warnet.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites