Jumat, 05 Oktober 2012

Ketakutan yang menghantui saat bicara di depan banyak orang!

Ada banyak jenis ketakutan yang muncul saat seseorang akan melakukan presentasi atau berbicara didepan banyak orang. Pada umumnya ketakutan ini diakibatkan oleh pengalaman yang buruk dimasa lalu.Pengalaman itu sangat berkesan bagi orang tersebut sehingga terbawa hingga kehidupannya masa kini.Biasanya pengalaman – pengalaman buruk tersebut menjadi salah satu penghambat seseorang untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan salah satunya dalam hal berbicara didepan banyak orang.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai beberapa ketakutan yang biasanya timbul, perlu juga diketahui faktor yang menyebabkan timbulnya ketakutan ini. Karena ketakutan itu didapat dari pengalaman buruk masa lalu, seperti yang disebutkan di atas, maka yang perlu kita ketahui adalah dari mana sajakah pengalaman yang dimaksud tersebut? Siapa sajakah yang peling berpengaruh menyebabkan hal ini? Faktor yang pertama paling kuat pengaruhnya adalah orang tua. Semenjak dari kecil setiap perkataan yang kurang tepat dan perlakuan yang kasar akan menyebabkan seorang anak memiliki pengalaman buruk. Pernyataan yang membatasi, menghina, mengkerdilkan, menyepelekan, membanding-bandingkan akan menjadi "rem" yang menghambat kemajuan anak setelah dewasa. Citra diri yang kurang baik, akan membuat seseorang tanpa sadar merasa tidak layak dan dipenuhi ketakutan untuk sekedar berbicara didepan orang lain. Hal ini muncul dalam perilaku gerak gerik, bahkan hingga respon tubuh kita seperti keringat berlebihan hingga gemetaran. Jika ingin maju kita harus bijak menyikapi hal ini, dengan tidak mempersalahkan masa lalu atau orang tua kita, karena mereka telah berjasa dan begitu mencintai kita walau terkadang caranya tidak selalu tepat. Mengambil keputusan untuk mau maju dan berubah adalah hal terbaik yang dapat dilakukan, tentunya harus diawali dengan hati yang terbuka, memaafkan, dan mengasihi orang tua kita.Benar sekali !Anda harus berani mengambil keputusan dan melepaskan beban tersebut dengan sikap menerima dan memaafkan. Maknailah kembali hidup anda Dimasa lalu, bahwa apa yang terjadi adalah karena orang tua anda tidak tahu caranya. Ingat dan kenanglah hal-hal positif yang dilakukan orang tua, karena akan membuat hidup anda semakin bermakna. Pribadi yang tidak lagi dihantui pengalaman masa lalu akan tampil dengan lebih percaya diri dan terbuka, disinilah karisma yang sesungguhnya akan mulai muncul. Pastikan juga untuk berlatih dengan metode yang benar. Faktor kedua yang juga berpengaruh adalah dari saudara kandung atau orang yang serumah selain orang tua. Faktor ketiga adalah orang-orang diluar rumah, mulai dari sanak saudara, teman, guru, pemuka agama dan lingkungan sekitar. Faktor-faktor kedua dan ketiga biasanya jauh lebih mudah dibereskan ketika kita sudah mengatasi faktor yang pertama. Saran saya ikutilah pelatihan presentation skill yang menyertakan aspek-aspek diatas, agar anda dibimbing dengan langkah-langkah yang benar. Mempelajari banyak teknik tanpa menghilangkan hambatan yang dimiliki adalah pembelajaran yang tidak maksimal. Sukses untuk Anda! SUMBER Blogger Karawang tinggalkan komentar

Bosen Kerja atau Bosen Kerjaannya?

Ada sebuah pertanyaan klasik yang akan selalu membuat kita gampang – gampang sulit menjawabnya; "Apa cita-cita Anda?" Jika pertanyaan ini dilontarkan pada seorang anak TK atau SD, maka akan dengan lantang mereka akan menjawab: "Saya ingin jadi Presiden"; "Saya ingin jadi Dokter"; "Saya ingin jadi Pengusaha Sukses" serta jawaban-jawaban lain yang bahkan pernah kita lontarkan saat kita berada di usia tersebut. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita secara konsisten menjawab dengan jawaban yang sama saat kita berada di bangku kuliah atau bahkan pada saat kita bekerja sekarang? Sebagian dari kita mungkin memberikan jawaban yang sama, namun sebagian besar dari kita mungkin menjawab hal yang berbeda. Mengapa? Hal ini terjadi karena saat ditanya mengenai cita-cita ketika kita masih kecil, kita hanya berorientasi pada hasil akhir. Pada usia tersebut, kita hanya melihat potret seorang dokter sebagai pihak otoriter yang bisa menyembuhkan seseorang, presiden yang memiliki pengawal, mobil mewah, dan memimpin suatu negara, atau pengusaha sukses yang seolah memiliki kekayaan tak terbatas, tanpa melihat proses yang ada untuk mencapai hal tersebut. Dampaknya, ketika kita lulus dari bangku kuliah, dalam memilih pekerjaan terkadang kita hanya tergiur dengan besarnya nama perusahaan, profil sukses seorang manajer, benefit yang mungkin didapatkan, tanpa memperhatikan proses atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai hal tersebut. Hal ini banyak sekali ditemui di zaman modern ini sehingga kalimat-kalimat di bawah ini banyak terdengar di bis, kantin, twitter, status bbm, dan media lainnya. "Duh bosen nih, kerjaannya kok admin banget yah" "BT nih… Bos gw nggak asyik" "Orang-orang di tim gw bikin emosi mulu, nggak betah gw" "Bosen banget nih kerjaannya itu itu aja nggak ada tantangannya" "Duh gue nggak suka jualan kok disuruh jualan" Kebosanan merupakan salah satu sindrom yang sering dialami oleh karyawan, bahkan karyawan yang baru bekerja kurang dari satu tahun. Hal ini mengakibatkan mereka akan seperti kutu loncat (pindah-pindah pekerjaan). Namun tak lama kemudian celotehan tersebut muncul lagi karena mereka mengalami hal yang sama di tempat barunya, sampai mereka menarik kesimpulan keras: Gue BOSEN KERJA. Hal ini tidak dapat disalahkan karena budaya kita membuat kita untuk selalu berorientasi pada hasil bukan pada proses. Ada tiga poin dasar dalam menghindari fenomena “bosen kerja”, yaitu disebut dengan API. 1. Aim from the heart. Suatu pekerjaan akan menjadi menyenangkan apabila kita memiliki semangat dalam menjalaninya. Hal apa yang bisa membuat kita bersemangat dalam bekerja? Satu hal mendasar yang harus ada yaitu "API kecil" yang menjadi trigger kita dalam melakukan sesuatu. Masalahnya adalah proses menemukan "API kecil" tersebut berbeda pada tiap orang. Ada yang sangat mudah menemukannya, ada yang sangat sulit, ada yang bisa menemukannya sendiri, bahkan ada yang memerlukan bantuan orang lain. Jika Anda merasa tidak bisa menemukan "API kecil" Anda sendirian, Anda bisa mencoba berdiskusi dan meminta masukan dari orang lain. 2. Price/Payment Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang bekerja sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, nilai ekonomis juga merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan. Apakah pekerjaan kita menunjang kebutuhan sehari – hari kita. Jangan sampai karena terlalu mengejar aim kita melupakan pemenuhan kebutuhan kita. Di sinilah tugas kita untuk mencari hubungan antara api kecil kita dengan nilai ekonomis yang ingin dicapai. Jika kita tidak bisa menemukan hubungan api kecil dengan nilai ekonomis kita, buatlah link itu sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan sekaligus bekerja dengan penuh semangat. 3. Impossible = I’m Possible Dalam setiap proses untuk mencapai sesuatu, sering sekali ditemukan kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut lantas seolah menjadi tembok besar dalam proses yang tengah dijalani dan tidak jarang sampai pada satu kesimpulan fatal, yaitu: IMPOSSIBLE. Dalam kata impossible sendiri sebenarnya terdapat kata "I’m" dan "possible", yang bermakna “mungkin”. Segala sesuatunya adalah mungkin, juga pada waktu gagal. Orang – orang sukses tidak pernah merasa dirinya gagal, namun melihat kegagalan sebagai bahan pembelajaran, dan merupakan bagian dari prosesnya menjadi sukses. So, bosen kerja? Bosen kerjaannya? Nyalakan API-mu! SUMBER tinggalkan komentar Blogger Karawang

Menjaga Perasaan

Seorang presiden Afrika diundang makan malam ke rumah presiden Prancis, Charles de Gaulle. Diakhir jamuan para pelayan membawakan mangkuk kecil berisi air hangat untuk setiap tamu. Mangkuk itu adalah mangkuk cuci tangan untuk membersihkan tangan mereka. Namun tamu dari Afrika tidak mengetahui hal ini karena di Afrika tidak ada kebiasaan seperti itu. Ia mengira mangkuk kecil itu berisi minuman. Maka Ia pun meminum habis isi mangkuk itu.
Di meja itu beberapa orang tersenyum. Mereka sangat terhibur dengan kesalahan konyol ini. Tapi de Gaulle, dengan nada berwibawa mengangkat mangkuknya dan berkata, "Tuan-tuan mari bersulang!" Kemudian ia meminum air yang ada di mangkuk cuci tangannya dan orang-orang yang tadi mengolok-olok segera mengikutinya. Berkat tindakan de Gaulle, tamu dari Afrika itu tidak "kehilangan muka". De Gaulle baru saja memberi pelajaran berharga mengenai menjaga perasaan. Ya, menjaga perasaan adalah sebuah perbuatan mulia yang patut dimiliki oleh siapa pun khususnya oleh para pemimpin. Sayangnya masih banyak kejadian-kejadian yang justru menunjukan hal yang sebaliknya. Demi terlihat hebat, tidak sungkan-sungkan sang pemimpin mempermalukan bawahannya di depan umum. Beberapa waktu yang lalu saya pernah melihat sebuah kejadian menarik di televisi, yaitu ketika seorang pemimpin yang sedang pidato menegur tamunya karena tertidur saat Ia sedang berbicara. Tentu saja ia nampak hebat karena tegas dan berwibawa. Tapi saya jamin, bagi orang yang ditegur adalah kejadian memalukan yang tak akan terlupakan sepanjang hidupnya. Kalau saja tujuannya adalah untuk mendisiplinkan bawahannya, bukankah Ia bisa menegurnya langsung tidak dihadapan banyak orang termasuk penonton televisi? Dalam lingkup dunia kerja, prinsip menjaga perasaan ini penting sekali untuk dilakukan. Ini semata bukan hanya untuk kepentingan subjektif, melainkan juga sebagai bentuk penghormatan kita pada Tuhan melalui mahkluk ciptaan-Nya. Mereka semua adalah kesayangan Tuhan yang harus dijaga perasaannya. Mereka bisa berperan sebagai apa saja. Bisa sebagai atasan, bawahan, nasabah, mitra kerja, pelanggan, bahkan pesaing. Pada dasarnya, orang-orang yang hadir dalam kehidupan kita adalah “tamu” utusan Tuhan yang harus di layani dengan baik dan dijaga perasaannya. Seperti kita ketahui bersama bahwa di kehidupan ini berlaku Hukum Sebab Akibat. Hukum ini menyatakan bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, dan setiap sebab pasti mempunyai akibat. Segala sesuatu yang merupakan "sebab" sebenarnya adalah "akibat" dari sesuatu yang ada sebelumnya. Dan "akibat" tersebut menjadi "sebab" dari sesuatu yang lain. Tidak mungkin memulai rangkaian peristiwa yang "baru". Semua agama dan filsafat berbicara tentang Hukum Sebab Akibat dengan bahasa yang berbeda-beda. Pada prinsipnya hukum ini mangungkapkan bahwa, Jika Anda menanam pohon kebaikan, kelak akan memetik buah kebaikan. Jika Anda menanam pohon keburukan, kelak Anda pun akan memetik buah keburukan. Itu berarti, jika kita menjaga perasaan orang lain, maka perasaan kita pun juga akan dijaga Tuhan. Pembaca yang baik, Mari kita selalu berusaha menjaga perasaan siapa pun, bukan semata karena mengetahui ada keuntungan dari Hukum Sebab Akibat seperti yang sepintas kita bahas di atas, melainkan karena bentuk penghambaan kita pada Yang Maha Kuasa dan juga sebagai keberpihakkan kita pada sisi jiwa kita yang baik, yang diliputi cahaya cinta kasih. Rawat dan jagalah perasaan mereka dengan ketulusan tanpa batas. SUMBER tinggalkan komentar

Jumat, 04 Mei 2012

10 Ways to Become Productive Entrepreneur

Banyak cara yang dilakukan agar bisa menjadi pengusaha sukses. Salah satunya, dengan menjadi productive entrepreneur. Bagaimana caranya? Menjadi pengusaha, tentu banyak tantangannya. Sebab, kompetisi makin ketat, permintaan makin beraneka ragam, dan posisi pelanggan kini sudah semakin setara dengan produsen. Kemajuan teknologi informasi turut menjadikan persaingan semakin sengit. Bagi yang tahan banting, barangkali dengan persaingan justru semakin matang. Namun, bagi yang tidak siap, siap-siap saja mengalami kejatuhan. Lantas, apa yang harus dilakukan di tengah situasi yang serba menantang itu? Kuncinya, menjadi seorang productive entrepreneur atau pengusaha yang produktif.Dengan cara itu, efisiensi dan efektivitas akan bisa ditingkatkan. Apa saja yang harus dilakukan agar kita bisa menjadi seorang productive entrepreneur? Berikut tips yang disarikan dari Inc.com. Semoga bisa menginspirasi kita semua agar bisa memaksimalkan semua daya dan upaya: •Lewatkan meeting kurang penting. Meeting hanya menghabiskan waktu jika tidak terjadi kesepakatan. Ada banyak cara untuk berkomunikasi yang lebih efektif berkat kemajuan teknologi. •Ikuti aturan "dua pizza". Tim inti sebuah proyek harusnya kecil saja, yang cukup hanya diberi jatah "dua pizza". Ini adalah upaya membagi kelompok-kelompok kecil untuk menangani isu-isu tertentu yang penting sebelum diangkat ke pertemuan besar. Dengan begitu, komunikasi justru akan berjalan lebih lancar, fokus, dan terarah. •Segera jawab telepon. Sepertinya sepele. Tapi, itulah inti dari komunikasi. Dengan segera mengangkat telepon, komunikasi berjalan lebih lancar. •Organisasikan jadwal keseharian. Danny Meyer, CEO dari Union Square Hospitality Group, menceritakan, bahwa asisten eksekutifnya, selalu membagi e-mail dan memo menjadi empat bagian. "Bagian pertama adalah jadwal saya hari selanjutnya. Bagian kedua adalah hal-hal apa saja yang harus segera mendapatkan jawaban atau tanggapan. Dengan begitu, dia tidak perlu menginterupsi saya untuk menjawab pertanyaan. Bagian ketiga adalah email yang berisi informasi yang harus saya ketahui. Bagian ini adalah bagian yang perlu saya ketahui, tapi tidak menuntut untuk segera diselesaikan. Kemudian, bagian terakhir adalah hal yang harus dikerjakan, namun masih bisa dikerjakan dalam waktu yang lama," sebut Meyer. •Tingkatkan fleksibilitas. Ada banyak kebutuhan yang kita perlukan sebagai pengusaha. Untuk itu, kita perlu lebih fleksibel. Dan, kita pun tak perlu menjadi ahli dari segalanya. Julie Ruvolo, COO dari Solvate, menyebutkan, "Kadang-kadang, menyewa kontraktor atau konsultan akan lebih efisien daripada Anda mengerjakan sendiri segalanya. Lagipula, Anda bisa mendapatkan bantuan ahli yang bisa menyelesaikan masalah tertentu yang sedang Anda hadapi." •Gunakan e-mail untuk menyimpan dokumen. Saat ini, hampir semua orang memiliki email sebagai sarana komunikasi. Dan, hampir setiap hari pula, orang terhubung dengan internet. Karena itu, menyimpan dokumen dalam bentuk e-mail bisa menjadi solusi yang memudahkan untuk berkomunikasi. •Tetap produktif di luar jam kerja. Orang sering mengeluh saat harus lembur. Padahal, pada saat di luar jam kerja, akan muncul banyak hal yang bisa meningkatkan produktivitas kita. Sebab, tanpa beban kerja rutin, kita bisa bebas mengeksplorasi banyak hal yang bisa meningkatkan kemampuan. •Maksimalkan waktu deadline. Kadang, saat memasuki masa tenggat, orang justru terpacu untuk memaksimalkan semua energinya agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Karena itu, masa tenggat ini sebenarnya bisa "dimanfaatkan" untuk meningkatkan performa. Krissi Barr, pendiri Barr Corporate Success menyebutkan, "Jika ada pekerjaan yang bisa selesai dalam satu jam, saya biasa memaksanya untuk selesai dalam 40 menit. Dengan memotong waktu dari yang seharusnya, saya bisa bekerja lebih cepat dan lebih fokus." •Jangan lupakan olahraga. Sebagai pengusaha, akan muncul banyak tekanan. Jika tubuh dan pikiran tidak fit, maka bisa jadi kita akan sakit dan mudah stres. Karena itu, sebagai entrepreneur, olahraga tidak boleh dilupakan. Minimal, setengah jam dalam sehari, itu akan menjadi "doping" yang bisa menjaga kesehatan tubuh. •Hindari multitasking. Memang, bisa melakukan banyak hal sering jadi sesuatu yang menyenangkan. Tapi, tak selamanya. Sebab, otak kita pun ada batasannya. Karena itu, hindari mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan (multitasking). Douglas Merrill, mantan CIO dari Google, mengatakan dengan tegas, "Lakukan satu hal dalam satu waktu, minimalkan kemungkinan perubahan, gunakan otak secara maksimal!" SUMBER tinggalkan komentar

3 Alasan Penting Kenapa Akses Internet harus Ditutup Selama Jam Kantor

Internet pada akhirnya kini telah menjelma menjadi sebuah jagat yang amat meriah dan kaya warna. Ia telah membuka cakrawala pengetahuan baru bagi begitu banyak orang. Ia mungkin juga telah memberikan setangkup nafkah bagi jutaan orang yang dengan tekun mengais rezeki darinya. Namun dibalik penetrasinya yang begitu masif, internet mungkin juga menyisakan sejumlah problem yang amat kelam. Sejumlah studi menunjukkan betapa internet pelan-pelan bisa membuat otak kita kian tumpul. Dan satu lagi : internet juga bisa menjadi alat destruksi yang paling ampuh untuk merusak produktivitas jutaan karyawan di ruang-ruang perkantoran. Tulisan kali ini mau mendedahkan tiga alasan penting kenapa akses internat selayaknya ditutup selama jam kantor. Hingga hari ini, saya melihat masih banyak kantor atau perusahaan di tanah air yang memberikan akses internet tanpa batas kepada karyawannya. Disana sama sekali tidak ada semacam “internet /social media usage guideline and policy” yang diterapkan dengan konsisten dan cerdas. Padahal memberikan akses internet selama jam kantor amat boleh jadi merupakan salah satu keputusan fatal bagi kinerja bisnis/organisasi. Kenapa begitu? Berikut tiga alasannya. Reason # 1 : Bad Bandwith Consumption. Acapkali kita berleha-leha berselancar dalam dunia maya tanpa pernah sadar betapa proses itu memakan konsumsi bandwith yang amat besar (apalagi kalau leha-lehanya sambil mendowload lagu plus nonton video Lady Gaga di youtube). Secara kolektif dan jangka panjang, konsumsi bandwith ini pasti akan mengurangi anggaran departemen IT kantor Anda (sebab unlimited data pasti akan memakan biaya langganan yang lebih mahal). Bukan itu saja. Penggunaan data internet yang berlebihan bisa juga menyebabkan akses untuk jaringan data lain yang lebih penting menjadi lambat. Akses email menjadi error, atau pertukaran jaringan data keuangan menjadi lelet. Ini semua boleh jadi lantaran karyawannya pada sibuk akses internet pada “peak hours” (biasanya jam 9 – 10an pagi). Reason # 2 : Stealing Your Productive Time. Sejumlah studi dan observasi langsung menunjukkan rata-rata karyawan mengalokasikan waktu hingga satu jam per hari untuk akses internet yang acapkali tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan (think about browsing FB, Detiknews, DetikSport or Kaskus, dan lain-lain). Itu artinya, selama sebulan seorang karyawan bisa “mengkorupsi” waktu pekerjaannya hingga 20 jam lebih (1 jam x 20-an hari kerja), atau sama dengan 2,5 hari kerja full. Kalau Anda termasuk kategori rata-rata ini, berarti Anda sejatinya telah “merampas” uang (gaji) kantor/perusahaan selama dua hari secara ilegal. Itu kalau satu hari hanya satu jam browsing, kalau lebih, berarti waktu kerja kantor yang Anda rampas dan korupsi akan lebih banyak lagi. Doh. Reason #3 : Destroying Your Concentration. Kini banyak karyawan kantor yang terjebak bad habit semacam ini : setiap setengah jam selalu tergoda untuk klik internet (entah untuk sekedar ngecek update status, melihat berita bola terbaru, chatting dengan teman di luar sana, atau sekedar melihat comment temannya). Distraksi semacam itu pelan-pelan ternyata merusak konsentrasi Anda untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebuah studi menunjukkan distraksi dan habit semacam itu membuat konsentrasi karyawan terpecah. Dampaknya : bukan saja proses penyelesaian pekerjaan jadi lebih lamban, namun hasilnya juga kurang optimal (sebab ditengah-tengah bikin laporan, pikiran karyawan itu selalu terngiang dengan komen atau status temannya yang baru saja muncul atau dengan berita heboh di detiknews yang baru saja diintipnya). 3 reason diatas sudah lebih dari cukup untuk mendeklarasikan : stop akses internet selama jam kantor. Forever. Karena itu, jika Anda adalah pengelola departemen SDM, segera lakukan meeting dengan departemen IT Anda, dan susun kebijakan untuk menghentikan akses internet selama jam kantor. Hanya email kantor yang boleh digunakan. Dan hanya pihak-pihak tertentu yang boleh akses internet (misal departemen purchasing yang memang butuh informasi pembelian barang secara online; atau pihak keuangan yang melakukan transaksi online banking). Selebihnya : stop. Tentu akan banyak karyawan yang protes : Wah jangan halangi kami untuk mendapatkan pengetahuan dong; wah, wawasan kami akan jadi mandek dong kalau dilarang akses internet; dan blah – blah – blah lainnya. Untuk yang protes semacam itu, jawabannya simple : mas, ini kantor untuk kerja mas, bukan warnet.

Jumat, 06 April 2012

Peranan wanita dalam kepemimpinan



Peran wanita dalam kehidupan bermasyarakat dalam konsumen pembangunan bukan hanya sebagai proses pembangunan, tapi juga sebagai fondasi yang berstruktur kuat. Sungguh ironis bila melihat sebuah kenyataan, apalagi jka melihat peran wanita tradisional yang selalu dianggap sebagai "cadangan". Sebagai contoh, umur belia sudah dipaksa menikah dan melahirkan tanpa mengenyam pendidikan wajib. Namun, perubahan kian berkembang dengan pesat, perjuangan akan figur R.A. Kartini dapat dirasakan dengan adanya pergerakkan emansipasi wanita. Keberadaan peran wanita sebagai pimpinan kini mulai dihargai dan disetarakan.

Dalam sejarah Indonesia saja Megawati Soekarno putri saja berhasil menjadi salah satu pemimpin Indonesia. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa wanita mampu menjadi seorang pemimpin apalagi menjadi seorang Kepala Negara.

Menurut J.I. Brown dalam “Psychology and the Social Order”, disebutkan bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi yang memiliki potensi yang tinggi di bidangnya. Karakter seorang pemimpin mampu mengubah, mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dalam mencapai satu tujuan yang memiliki visi dan misi yang kuat.

Ungkapan tersebut tentu saja dapat diartikan bahwa peranan wanita dalam kepemimpinan sebenarnya bukanlah suatu hal yang aneh. Dalam hal kesetaraan gender dapat diartikan bahwa, dengan adanya kesamaan kondisi bagi laki-laki maupun perempuan dalam memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.

Terwujudnya peran wanita dalam berkesempatan memegang peranan sebagai kepemimpinan membawa dampak yang mengarah lebih baik bahwa permasalahan akan kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Dengan demikian, antara perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama dalam mencapai sebuah peran kepemimpinan. Kini perempuan mampu memberikan suara dalam berpartisipasi dan kontrol atas pembangunan negara yang lebih baik. Tentu hal ini adalah sebuah kebijakan dalam memperoleh manfaat kesetaraan serta adil dari pembangunan.Kini saatnya para wanita maju dan memiliki peran penting dalam kepemimpinan. Tidak salah kan, kalau perempuan menjadi seorang pemimpin

SUMBER




tinggalkan komentar

Sabtu, 10 Maret 2012

Tips Menjadi Pemimpin Sekaligus Menjadi Inspirasi



Ingatkah ketika Anda masih kecil, Anda mengidolakan seseorang? Misal mengidolakan seorang tokoh dalam film seperti “Superman”. Dan sekarang ketika Anda sudah dewasa, siapakah yang Anda idolakan?

Setiap orang pasti mempunyai figur yang diidolakan. Seorang pemimpin adalah salah satu contoh nyata yang bisa mengispirasi orang – orang disekitarnya jika Ia berperan dengan baik dalam kepemimpinannya. Contohnya saja Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Ia tidak hanya menjadi inspirasi seluruh bangsa Indonesia, bahkan pemimpin – pemimpin dari negeri seberang juga merasa bahwa Soekarno adalah seseorang yang patut menjadi inspirasi.

Menjadi pemimpin yang dapat memberikan inspirasi memang bukanlah perkara yang mudah. Membuat orang mengikuti Anda belum tentu membuat Anda dijadikan sebagai inspirasi. Berikut tips menjadi pemimpin segaligus menjadi sumber inspirasi:

Kualitas Diri.
Menjadi seorang pemimpin berarti Anda harus mempunyai kualitas diri yang baik. Tidak hanya kualitas diri yang baik tapi cara Anda bersikap juga harus baik. Coba yakinkan pada diri Anda sendiri “i have a great personality”. Selain itu Anda juga bisa meningkatkan kualitas diri Anda dengan belajar, belajar melihat dan mendengarkan orang lain.

Skill dan Prestasi
Jika Anda seorang manager IT, maka sudah selayaknyalah Anda menguasai bidang yang selama ini Anda geluti. Selain itu berprestasi dalam bidang pekerjaan Anda juga sangat diperlukan. Bayangkan jika Anda seorang manager IT tetapi Anda tidak mengetahui banyak tentang IT, ditambah lagi tidak berprestasi, apakah Anda bisa mengispirasi orang lain? Apakah bawahan Anda mau mendengarkan Anda?

Integritas
Mengapa integritas penting dalam kepemimpinan? Jawaban yang cocok untuk pertanyaan ini adalah karena integritas akan memberikan kekuatan pada kata-kata dan tindakan Anda. So bertindaklah sesuai dengan apa yang Anda katakan dan gunakan hati agar kepemimpinan Anda dapat berjalan dengan baik.

Peduli dan ucapkan terima kasih
Satu catatan penting untuk para pemimpin yang sebenarnya hal ini bersifat sepele tapi luarbiasa dampaknya jika dilakukan. Perhatikan orang-orang yang mengerti pekerjaannya dan berprestasi dalam pekerjaan. Berikanlah reward dan ucapkan terima kasih, hari ini, besok dan kemudian.

Belajar mencintai
Kesuksesan bermula pada rasa cinta Anda terhadap apa yang Anda lakukan. Mulailah dengan mencintai bisnis Anda, karyawan Anda, customer Anda, dan yang penting diri Anda sendiri.

Remember! Cara kita melihat diri kita memiliki banyak kaitannya dengan bagaimana kita mempengaruhi orang lain.

SUMBER





tinggalkan komentar

Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan


Bekerja di kota besar seperti di ibukota Jakarta berbeda dengan bekerja di kota seperti Bandung atau bahkan di kota Denpasar yang juga penuh kesibukan. Ritme yang berputar cepat di kota Jakarta dapat membuat orang-orang yang bekerja di kota ini juga akan berputar cepat juga. Selain suasana kerja dan pribadi , suasana kota tempat tinggal juga dapat mempengaruhi feeling atau mood seseorang untuk bekerja.

Sering kali produktivitas bekerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh banyak factor dan banyak hal. Seperti contoh suasana lalu lintas yang macet yang dialami hampir setiap orang ketika hendak berangkat kerja akan sangat mempengaruhi akan emosi nya, atau juga dapat di tempat kerja suasana interaksi antara sesama karyawan atau juga dengan pimpinan perusahaan dapat mempengaruhi juga akan produktivitas seorang karyawan. Bila semua itu tercampur dan semakin tidak menentu maka pekerjaan yang diharapkan selesai sesuai dengan target yang ada ternyata tidak terjadi. Dan hal itu sudah pasti akan mengganggu akan produktivitas dalam bekerja.

Hal ini pernah saya dan juga beberapa rekan sekerja saya alami dan saya yakin hampir setiap orang yang bekerja di pusat ibukota mengalami hal yang sama. Fakta ini tidak bisa dipungkiri atau dihindari. Dan harus ada jalan keluar dan solusi yang ditemukan supaya perusahaan terus berlanjut dan berkembang maju.

Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan agar tingkat produktivitas karyawan dalam bekerja dapat meningkat dan tetap terjaga pada kondisi apapun yang terjadi (kemacetan, hujan, dll) :

1. Ciptakanlah cara berpikir positif dalam segala hal dalam lingkungan perusahaan.

Segala sesuatu dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari dalam perusahaan. Bisa baik ataupun buruk. Terkadang bahkan apa yang diharapkan seperti keajuan perusaaan tiba-tiba hilang dan malah berganti dengan hal yang buruk. Jadilah tenang, dan tetap menjaga pikiran , jangan menjadi panic dan hadapi dengan kepala dingin, dan tetap berpikir bahwa semua yang terjadi baik atau buruk sudah ada yang mengaturnya dan tidak mungkin sesuatu itu terjadi tanpa ada yang mengatur. Sehingga ketika kita berpikir demikian kita akan bisa berpikir dan menemukan jalan kelaur atau langkah-langkah apa yang harus diambil dan kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.

2. Ciptakan budaya bertanggung jawab yang tinggi.

Untuk meningkatkan akan produktivias akan karyawan , maka biarkan tiap-tiap orang mengambil bagian dalam setiap project yang ada di dalam perusahaan.

Ada sebuah stasiun televisi disebuah surat kabar dan majalah yang menceritakan rahasia kesuksesan stasiun televisi yang dipegangnya adalah ketika ia memberikan kesempatan kepada setiap karyawannya untuk mau bertanggung jawab pada setiap acara yang ada di stasiun tv nya. Dan sejak itu selain stasiun TV nya berkembang maka sumber daya manusia setiap karyawannya pun berkembang dengan cepat.

3. Berani untuk mengakui kegagalan atau kesalahan dan bersedia untuk memperbaikinya.

Berani mengakui kesalahan atau kegagalan bukanlah hal yang mudah. Tetapi bila sikap seperti itu dimulai atau dijadikan habit dari Pimpinan-nya terlebih dahulu dengan membuat dirinya menjadi contoh dan teladan maka itu merupakan suatu pembelajaran yang melebihi sebuah teori yang paling terkenal sekalipun.

4. Menerima keberadaan orang lain apa adanya.

Setiap manusia di ciptakan unik oleh Sang Pencipta. Ada kekurangan dari seseorang tapi ada kelebihannya pula yang dapat diambil dari orang itu pula, Pemilik Perusahaan , harus dapat memiliki sikap demikian kepada karyawannya sehingga karyawannya merasa nyaman dan tidak merasa punya banyak kekurangan atau yang berkelebihan juga menjadi tidak merasa tinggi. Supardi dan Anwar, 2004:52 menyatakan social need yang ada dalam diri manusia adalah suatu tuntutan kebutuhan akan rasa cinta dan rasa kepuasan didalam menjalani hubungan dengan orang lain. Rasa kepuasan dan perasaan diterima dan dikasihi dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan, dan kasih saying itulah yang diinginkan oleh setiap individu.

Sprietzer and Porath (2012) menyatakan bahwa Suatu Perusahaan bila ingin memiliki perusahaan yang maju dan bertumbuh dengan pesat adalah ketika dapat melihat akan karyawannya yang mau berkembang dan berprestasi serta memiliki energy yang besar (potensil), memiliki komitmen, sangat menyenangi akan pekerjaannya dan mau untuk diajak menuju perubahan kearah yang lebih baik sewaktu-waktu.

Maka dengan demikian menurut Sprietzer and Porath, karyawan yang seperti itu sangat berpotensil untuk meningkatkan kemajuan dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan dapat menciptakan akan rambu-rambu seperti diatas dengan jelas dan diperkenalkan bahkan di terapkan dengan baik dan dapat merubah paradigma secara umum pada perusahaan yang telah ada selama ini.

SUMBER


tinggalkan komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites