Rabu, 17 Agustus 2011

Impression Management: Good or Bad?



Tanpa disadari, kita pasti ingin dinilai positif oleh orang lain. Apalagi, konteksnya mendapatkan sesuatu atau reward dari orang tersebut. Misalnya, mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai bagus dari dosennya, sehingga cenderung menyetujui apapun yang sang dosen katakan. Contoh lainnya, seorang kandidat yang berlaku sangat sopan ketika wawancara kerja. Hal itu pastinya dilakukan agar diterima oleh perusahaan tersebut. Dua contoh tadi menunjukkan bahwa kedua orang tersebut secara sadar atau tidak telah melakukan apa yang dinamakan impression management (IM).

Menurut Robbins and Judge (2007), impression management adalah proses saat seorang individu berusaha mengontrol persepsi orang lain terhadapnya. Dan, kebanyakan individu melakukannya untuk mendapat sesuatu seperti yang telah dicontohkan tadi. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang melakukan impression management cenderung sukses dalam wawancara pekerjaan dan evaluasi kerja, dibandingkan yang tidak. Namun, hati-hati, apabila seseorang melakukan IM secara berlebihan. Ia malah akan tidak dipercaya. Atau, kasarnya, dicap penjilat.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa teknik IM:

1. Conformity
Conformity adalah menyetujui apa yang dikatakan orang lain dengan tujuan mendapatkan persetujuan dari orang tersebut. Misalnya: Dina berkata pada atasannya bahwa strategi yang dilakukan Si Bos adalah yang terbaik. Sehingga, Si Bos menganggap Dina sebagai pendukungnya. Selanjutnya, mungkin saja Dina mendapatkan promosi dalam pekerjaannya.

2. Excuses
Mencari alasan untuk menyelamatkan diri dan agar tidak terlihat begitu jelek di mata orang lain. Bobi mengatakan kalau target pemasangan iklan produk di surat kabar sedikit terlambat dari jadwal yang ditentukan. Padahal, memang tidak ada juga yang merespons iklan itu. Jadi, terlambat atau tidak, tidak masalah. Namun, dengan Bobi melakukan itu, berarti ia sudah berusaha menyelamatkan `muka`-nya.

3. Apologies
Meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat merupakan salah satu contoh IM yang populer. Dan, diantara kita pasti pernah melakukannya. Seperti yang terjadi sehari-hari. Kita pasti pernah membuat laporan tanpa menyertakan detail-detail penting, lalu meminta maaf atas kesalahan itu.

4. Self-promotion
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Tapi, hati-hati, jika didengar orang lain, kesannya jadi sombong. Misalnya, Hendri mengatakan pada atasannya kalau dia adalah aset perusahaan karena proyek yang tengah ditanganinya bisa selesai hanya dalam 6 minggu. Sementara, jika Bambang yang menanganinya baru selesai dalam 6 bulan.

5. Flattery
Memberikan pujian pada orang lain sehingga diri sendiri terlihat positif dan lebih disukai. Lina memuji Desi kalau pekerjaannya sangat memuaskan. Dan memang, Lina belum tentu dapat menyelesaikan pekerjaan itu sebaik Desi.

6. Favors
Melakukan sesuatu untuk orang lain agar mendapatkan persetujuan dari orang tersebut. Contohnya: Seorang salesperson berkata pada klien yang potensial, “Hei, saya punya 2 tiket gratis nonton di bioskop A. Silakan ambil! Anggap saja ucapan terima kasih karena Anda telah menyediakan waktu untuk mendengarkan presentasi saya”.

7. Association
Menjaga citra orang lain dengan menghubungkan satu informasi tentang dirinya dan orang lain. Misalnya, Heri yang sedang melakukan wawancara pekerjaan. Saat wawancara, Heri mengatakan pada si pewawancara bahwa atasan si pewawancara dulu adalah teman sekolah Heri dan berteman baik dengannya. Harapannya, si pewawancara akan mendapat informasi positif dari atasannya tentang Heri.

Well those are some of the impression management techniques yang dapat dilakukan agar seserorang dapat mendapatkan persepsi yang positif. Tapi, hati-hati, ya! Usahakan untuk tidak berlebihan. Now which one are you?


Sumber: Robbins, S.P & Judge, T.A 2007, Organizational Behavior, Pearson Prentice Hall, London.

Yani Oktaviana adalah Staf Pengajar Fakultas Commerce di Inti College Indonesia.


di kopas dari:http://www.s1tok.com/component/content/article/61-impression-management-good-or-bad.html

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites