Senin, 01 Agustus 2011

Renungan Seputar Shalat Tarawih



Segala puji bagi Allah  Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin para rasul, dan sesudah itu:
Ini adalah beberapa koreksi yang kita terjatuh padanya karena tidak tahu atau lupa. Saya ingin mengingatkan atasnya karena ingin memberi nasehat bagi Allah , kitab-Nya, rasul-Nya , dan bagi kaum muslimin awam dan khusus. Wallahul musta'an..
Pertama: bersama para imam –semoga Allah  memberi taufik kepada mereka. Di antaranya:
1. Terlalu cepat membaca di dalam shalat dan terlalai dalam ruku', sujud, thuma`ninah dan khusyuk.
2. Berlebihan dalam doa dan terlalu panjang padanya. Usahakanlah –wahai saudaraku- engkau berdoa dengan doa shahih yang dari Nabi  dan doa jaami' (yang mencakup) agar engkau mendapatkan pahala doa dan mengikuti, selamat dari kesalahan dan penyimpangan. Perlu disadari bahwa terus menerus qunut bukan termasuk petunjuk Nabi .
3. Keyakinan wajib mengkhatamkan al-Qur`an, karena inilah tergesa-gesa membaca al-Qur`an hingga melalaikannya.
4. Para imam mendorong melaksanakan sunnah dalam shalat, hal itu dengan cara shalat 11 rekaat atau 13 rekaat disertai bagusnya dan panjang tanpa menyusahkan.
5. Demikian pula jangan lupa mengingatkan jamaat, memberi nasehat dan petunjuk setelah shalat di saat-saat tertentu, atau di antara azan dan iqamah, maka bulan Ramadhan dan malamnya adalah kesempatan berdakwah dan memberi nasehat.

Catatan kedua: Bersama jamaah –semoga Allah  menjaga mereka-:
Di antaranya:
1. Terlalu berlebihan mencari-cari masjid karena mencari suara yang indah saja. Nabi  bersabda: "Hendaklah salah seorang darimu shalat di masjid yang dekat dengannya dan jangan mencari-cari masjid."HR. ath-Thabrani –Shahih al-Jami'. Para salaf melarang dari hal itu karena termasuk meninggalkan sebagian masjid dan terlambat takbiratul ihram, dan yang terjadi karena rindu terhadap suara dan lainnya. Akan tetapi tidak mengapa orang yang selalu shalat di satu masjid, sekalipun bukan masjidnya, dan selalu bersamanya hingga akhir Ramadhan, jika hal itu lebih membuat dia khusyuk dan tadabbur al-Qur`an.
2. Berteriak saat menangis, atau mengangkat suara dan memaksakan diri menangis. Ini tidak termasuk petunjuk salaf radhiyallahu 'anhum. Bahwa panutan kita , apabila menangis hanya didengar suara seperti suara becana yang airnya mendidih, memaksakan diri dilarang, ia bisa membawa kepada sifat riya dan menganggu orang-orang yang shalat, kecuali orang yang tidak bisa menahan diri maka ia dimaafkan. Akan tetapi hendaklah ia menahan dirinya dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi .
3. Terpengaruh ucapan manusia dan tidak terpengaruh ucapan Rabb manusia. Hal itu dengan menangis disebabkan doa saja, adapun mendengar al-Qur`an maka ia tidak menangis. Allah  berfirman:
لَوْ أَنزَلْنَا هَـذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُّتَصَدِّعاً مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ
Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.. (QS. 59:21)
4. Sebagian ada yang menunggu imam sampai ia ruku' dan menyibukkan diri dengan obrolan. Apabila imam rukuk, ia shalat bersamanya. Ini banyak terjadi di masjidil haram. Perbuatan ini termasuk tidak mengikuti imam, meluputkan takbiratul ihram dan membaca al-Fatihah. Kamu tidak pantas melakukan hal itu –wahai kekasihku-.
5. Memandang mushhaf di shalat saat imam membaca ayat. Ini banyak terjadi di masjidil haram. Perbuatan itu mengandung beberapa kesalahan, di antaranya: banyak gerakan dengan dua tangan dan mata, meninggalkan sunnah memegang dan meletakkan dua tangan di dada, meninggalkan memandang ke tempat sujud…dst.
6. Ada yang merasa cukup shalat empat atau enam rakaat bersama imam, kemudian berpaling kepada urusan dunianya. Dalam hal ini menyebabkan kehilangan pahala besar. Nabi  bersabda:
مَنْ قَامَ مَعَ الإمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
"Barangsiapa yang shalat bersama imam sampai ia berpaling niscaya ditulis untuknya shalat semalaman."HR. ahlus sunnan, shahih.
7. Terlalu banyak makan saat berbuka, maka orang yang shalat datang dengan kekenyangan, lalu ia tidak bisa menyempurnakannya, atau ia mengganggu orang-orang shalat dengan sendawa (suara karena kenyang).

Catatan ketiga: Bersama wanita –semoga Allah  menjaganya-.
Di antaranya adalah:
1. Datang ke masjid memakai minyak wangi, ini adalah kesalahan besar berdasarkan hadits Rasulullah :
أيّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ، فَمَرَّتْ بِقَوْمٍ لِيَجِدُوْا رِيْحَهَا، فَهِيَ زَانِيَةٌ
"Wanita manapun yang memakai minyak wangi lalu melewati satu kaum agar mereka mencium aromanya, maka ia adalah penzina."HR. Ahmad dan at-Tirmidzi dan ia berkata: hasan shahih. Maka bagaimana dengan orang yang pergi ke pasar dalam kondisi seperti itu.
2. Tidak menutup aurat secara sempurna dan menampakkan sebagian tubuhnya. Ia harus menutup semua tubuhnya, hijabnya tidak boleh tipis dan tidak pula sempit, bahkan harus lebar lagi menutup semua tubuh, tidak menampakkan sesuatu dari perhiasannya. Ini bukanlah menahan dia, namun karena menghormati dan menjaganya.
3. Datang ke masjid bersama sopir yang bukan mahram, maka dengan hal itu ia melakukan kesahalan secara syara' hanya untuk mendapatkan perkara mubah atau disunnahkan untuknya, dan ini adalah kesalahan.
4. Membiarkan anak-anaknya melakukan maksiat berupa menyaksikan film-film, mendengarkan lagu-lagu dan semisalnya, atau berteman orang-orang fasik, Allah  berfirman:
يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. at-Tahrim:6)
Maka ia tetap berada di rumahnya lebih wajib untuk menjaga mereka.
5. Membawa anak kecil yang menggangu orang-orang yang shalat dan mengusik kekhusyuan mereka.
6. Setelah shalat menyibukkan diri dengan obrolan dan mengangkat suara sehingga didengar laki-laki dengan meninggalkan membaca سبحان الملك القدوس (tiga kali), zikir dan istighfar. Seharusnya mereka langsung pulang setelah selesai shalat dan tidak terlambat kecuali karena uzur. Dan laki-laki menunggu sebentar sehingga mereka (wanita) pulang atau mereka yang menunggu sampai laki-laki keluar. Maka janganlah keluar dalam waktu bersamaan, terutama apabila pintu berdekatan maka terjadilah berdesakan dan bercampur di depan pintu.
7. Berpindah dari sebaik-baik tempat dan paling dicintai di sisi Allah , yaitu masjid- menuju tempat terburuk dan paling tidak disukai di sisi Allah , yaitu pasar tanpa kebutuhan.
8. Tidak merapatkan shaf (barisan) dan adanya celah padanya.
9. Meninggalkan bersungguh-sungguh dalam taat dan zikir, apabila datang bulan (haid). Banyak sekali amal ibadah yang termasuk amal shalih seperti doa, istighfar, tasbih, sedakah, membaca shalat …dst.
Catatan keempat: untuk setiap muslim, laki-laki dan perempuan
Bertaqwalah kepada Allah  di saat puasa, shalat dan doamu. Janganlah kamu seperti wanita yang membuka pintalan benang tenunnya. Kamu puasa siang hari dan shalat malam hari, menangis bersama imam, kemudian kamu pergi sesudah itu dan menyia-nyiakan pahalamu. Mata yang tadinya menangis memandang kepada yang haram berupa film-film yang membuka aurat dan bercampur baur laki-laki dan wanita. Telinga yang terpengaruh saat mendengar (al-Qur`an), engkau mendengarkan lagu dan kesia-siaan. Lisan yang membaca amin saat berdoa engkau gunakan dalam ghibah (mengupat), mengadu domba, bohong, mengolok-olok, mencela dan mencaci maki dan penyakit lisan lainnya. Hati yang khusyuk dan tenang dalam bacaan al-Qur`an, ia pula yang membawa sifat dengki, dendam dan kebencian kepada kaum muslimin. Maka ini tidak boleh ada pada kita. Ingatlah selalu bahwa:
رُبَْ صَائِم ٍحَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَاْلعَطَشُ
'Banyak sekali orang yang puasa yang hanya mendapatkan rasa lapar dan haus." HR, Ahmad dan ia shahih. Dan sabdanya :
مَن لم يَدَعْ قولَ الزُّورِ والعملَ بهِ فليسَ للهِ حاجةٌ في أن يَدَعَ طعامَهُ وشَرابَه رواه البخاري.
'Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan palsu dan melakukannya, maka Allah  tidak membutuhkan saat ia meninggalkan makan dan minumnya. HR, al-Bukhari.
Janganlah engkau menjadi orang yang apabila mendapat kesempatan melakukan yang haram, ia melakukannya. Hukuman ini sangat berat. Rasulullah  bersabda:
"Aku memberitahu beberapa golongan dari umatku yang datang di hari kiamat dengan pahala kebaikan seperti gunung Tihamah putih, lalu Allah  menjadikannya seperti debu yang bertaburan.' Tsauban  bertanya: 'Gambarkanlah kepada kami, siapakah mereka? bahwa kami bukan termasuk dari mereka sedangkan kami tidak mengetahui. Beliau bersabda: 'Adapun mereka adalah saudara-saudaramu dan dari golonganmu, shalat malam sama seperti kamu. Akan tetapi apabila mereka mendapatkan yang diharamkan Allah , mereka melanggarnya. Shahih Jami'. 5028.
Apabila engkau menyendiri dengan keraguan dalam kegelapan – sedangkan hawa nafsu mendorong kepada perbuatan maksiat
Maka merasa malulah dari pandangan Ilah dan katakan kepadanya – sesungguhnya orang yang menciptakan kegelapan melihatku.
Dan saya mengingatkan diriku dan kamu –saudara muslimku- yang pertama dan terakhir agar ikhlas dalam niat kepada Allah  dan mengikuti sunnah dalam shalat dan lainnya. Nabi  bersabda:
مَنْ قامَ رَمَضانَ، إِيماناً واحْتِساباً، غُفِرَ له ما تَقدَّم مِنْ ذَنْبِه »
"Barangsiapa yang shalat di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya diampuni dosanya yang terdahulu." HR. al-Bukhari dan Muslim.
Aku memohon kepada Allah  agar memberikan mamfaat kepada kita dengan catatan-catatan ini dan memberi kita ikhlas, lurus dan diterima.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites