Senin, 13 Juni 2011

PERANCANGAN BASIS DATA



PENDAHULUAN
         Telah kita ketahui bahwa basis data merupakan kumpulan sejumlah data yang saling terhubung satu dengan lainnya, yang perlu dirancang dan dibuat untuk tujuan tertentu dan dapat digunakan oleh beberapa user.

         Pokok permasalahan dalam perancangan basis data adalah bagaimana merancang struktur logikal dan fisikal dari satu atau lebih basis data untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh user sesuai dengan aplikasi-aplikasi yang telah ditentukan.
Tujuan Perancangan Basis Data
  1. Untuk memenuhi informasi yang berisi kebutuhan–kebutuhan user secara khusus dan aplikasinya.

  1. Memudahkan pengertian struktur informasi.

  1. Mendukung kebutuhan–kebutuhan pemrosesan dan beberapa objek penampilan (respone time, processing time dan strorage space).
Tahapan Perancangan Basis Data
Secara umum, tahapan perancangan basis data adalah sebagai berikut :
  1. Mengumpulkan Data dan Menganalisis
  2. Merancang Basis Data secara Konseptual
  3. Memilih DBMS
  4. Merancang Basis Data secara Logis
  5. Merancang Basis Data secara Fisik
  6. Implementasi Sistem Basis Data
Tahap 1. Mengumpulkan Data dan Menganalisis
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini :
         Menentukan kelompok user dan bidang aplikasinya.
         Peninjauan dokumentasi yang ada.
         Analisis lingkungan operasi dan pemrosesan data.
         Membuat daftar pertanyaan dan wawancara
Dalam melakukan analisis data, biasanya dilakukan dengan membuat diagram, baik diagram hirarki data input-output maupun Diagram Alir Data / DAD (Data Flow Diagram / DFD).
Tahap 2. Merancang Basis Data secara Konseptual
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini :
         Perancangan skema konseptual mengenai organisasi data yang harus disimpan dalam basis data.

         Perancangan transaksi yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari sistem basis data hasil analisis pada tahap 1.
Selama tahap ini, sering menggunakan ER (Entity Relationship) Model untuk merinci aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Tahap 3. Memilih DBMS
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan DBMS :
         Faktor Teknis, meliputi kelangsungan dari DBMS untuk diterapkan dalam pengelolaan data sehingga perlu diperhatikan mengenai model DBMS (Hirarkis, Jaringan, atau Relasional), struktur penyimpanan data, jalur akses yang mendukung DBMS, user, dsb.

         Faktor Ekonomi dan Politik Organisasi, meliputi biaya pembelian software dan hardware, biaya pemeliharaan, biaya operasi sistem, dll.
Tahap 4. Merancang Basis Data secara Logis
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini :
         Pemetaan (Transformasi Data) yang tidak terikat sistem. Dalam hal ini dilakukan transformasi model data yang belum menunjuk pada DBMS yang akan digunakan. Yang diperhatikan adalah jenis DBMS yang dipilih (model Hirarki, Jaringan, atau Relasional).

         Penyusunan skema sesuai dengan DBMS. Model dan skema harus disesuaikan dengan pemodelan obyek untuk diimplementasikan dengan DBMS yang digunakan.
Tahap 5. Merancang Basis Data secara Fisik
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pada tahap ini :
         Waktu Tanggap (Response Time), yaitu waktu yang digunakan oleh sistem sejak transaksi data dimasukkan untuk dieksekusi sampai mendapat tanggapan dari sistem.

         Penggunaan Memori (Space Utility), yaitu kapasitas memori komputer yang digunakan untuk menyimpan file-file basis data dan struktur jalur akses.

         Transaksi Data (Transaction Throughput), yaitu kemampuan melakukan transaksi data tiap satuan waktu.
Tahap 6. Implementasi Sistem Basis Data
         Tahap ini merupakan tahap implementasi dari hasil pemodelan secara logika dan fisik.

         Implementasi penyusunan basis data dimulai dari pembuatan file data kosong yang akan digunakan untuk menyimpan data dalam basis data, kemudian dilanjutkan dengan pemasukkan data untuk setiap entitas, baik data yang dikonversikan dari sistem lain yang sudah ada maupun data yang benar-benar baru.
Proses Perancangan Basis Data
Proses perancangan basis data dibagi menjadi 3 tahapan utama, yaitu :
  1. Perancangan basis data secara konseptual
  2. Perancangan basis data secara logis
  3. Perancangan basis data secara fisik


  1. Perancangan basis data secara konseptual merupakan upaya untuk membuat model yang masih bersifat konsep, seperti proses desain DFD (Data Flow Diagram), proses desain model ER (Entity-Relationship) dan proses pemakaian DDL.

  1. Perancangan basis data secara logis merupakan tahapan untuk memetakan model konseptual ke model basis data yang akan digunakan (model relasional, hirarkis atau jaringan).

  1. Perancangan basis data secara fisik merupakan tahapan untuk menuangkan perancangan basis data yang bersifat logis menjadi basis data fisik yang tersimpan pada media penyimpanan eksternal (yang spesifik terhadap DBMS yang digunakan).
Data Flow Diagram (DFD)
         DFD (Data Flow Diagram) atau DAD (Diagram Aliran Data) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.

         DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan
Tingkatan dalam DFD :
  1. Tingkatan pertama disebut dengan Diagram Konteks (Context Diagram), yang menggambarkan mengenai sistem secara global. Dalam hal ini ditetapkan entitas-entitas eksternal yang terlibat dalam proses, baik sebagai sumber maupun tujuan.

  1. Tingkatan berikutnya dikatakan sebagai Diagram Level 0 (Nol) atau Zero Diagram / Overview Diagram, yakni memberikan gambaran mengenai proses-proses apa saja yang akan dilakukan dan melibatkan entitas-entitas eksternal yang ada serta data store–data store tertentu.

  1. Diagram Level 1, merupakan penjabaran rinci dari setiap proses yang ada pada diagram level nol, secara khusus. Dalam hal ini juga dimungkinkan akan muncul proses-proses detilnya.
  1. Diagram Level 2, merupakan penjabaran rinci dari setiap proses yang baru muncul pada diagram level 1, secara khusus. Dalam hal ini juga dimungkinkan akan muncul proses-proses detilnya.

  1. Tingkatan berikutnya akan kita definisikan sesuai dengan keadaan dari level sebelumnya, dengan harapan diagram ini akan memberikan pemahaman secara detil atau rinci mengenai sistem yang sedang dikerjakan.
Kamus Data (Data Dictionary)
         Untuk memperinci DFD, item-item yang terdapat pada aliran data dan juga yang terdapat pada penyimpanan data, dijabarkan dalam bentuk kamus data.

         Kamus Data (Data Dictionary) adalah deskripsi formal mengenai seluruh elemen yang tercakup dalam DFD.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites